Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susahnya Menyaring Body Shaming dari Humor

8 Desember 2021   23:31 Diperbarui: 8 Desember 2021   23:57 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa bedanya dengan bully?. Perbedaan keduanya adalah jika body shaming hanya spesifik ditujukan pada bentuk dan ukuran tubuh, sedangkan bullying mencakup hal yang lebih besar dan didefinisikan sebagai bentuk agresi kepada orang lain baik secara fisik maupun verbal.

Pahami dan Tahan Diri

Agar tidak mengulang kesalahan yang sama, baik sebagai pribadi, apalagi sebagai bagian dari keluarga, pahami  ciri-ciri kalau kita ternyata sudah melakukan body shaming kepada orang lain.

Pertama; Menganggap tubuh kita paling gemuk, padahal kenyataannya tubuh terbilang ideal. Persisnya agar orang mengatakan kita sebenarnya tidak gemuk, dibandingkan dengan teman lainnya. Apalagi kalau ada teman kita yang gemuk betulan. Karena sekurus apapun- apalagi wanita selalu merasa gemuk diantara teman-temannya.

Kedua; Mengomentari tubuh orang lain dengan halus, misalnya; ketika memakai baju kekecilan, kemudian kita bilang yang salah bukan bajunya, tapi badannya yang sedikit kebesaran. Bahkan saran, mengurangi makan bisa jadi saran yang berbau body shaming.

Ketiga; Menyuruh orang lain berolah raga; pernah cobain olahraga aerobik belum?, cobain deh, pasti bisa bikin kurus. Bisa jadi maksud kita sebenarnya positif, dan kita mengira teman akan menerimanya sebagai saran baik, tapi bisa jadi justru membuatnya diam-diam stres dan tertekan, karena ternyata ada yang menyadari kondisinya.

Keempat; Senang membandingkan tubuh orang lain, misalnya tahu kenapa saya sekarang sixpack?, karena rajin olahraga. Saya lihat kamu juga ada perubahan, sekarang terlihat sedikit kurusan, onepack-lah kelihatannya. maksud?.

Kelima; Mengomentari makanan orang lain, makan tuh yang sehat. Empat sehat lima sempurna, jangan  cuma junk food, bisa bikin badan kita melar. Apalagi kalau kita sampai menyuruhnya diet, hati-hati kita baru saja melakukan body shaming terhadap teman kita sendiri. Teman kok makan teman!.

Ternyata cibiran bisa berbahaya, karena justru kemarahan, memancing stres yang memicu mood  makan banyak. Hal ini dibuktkan oleh sebuah penelitian dari University College London (UCL) yang menyelidiki hampir 3.000 pria dan wanita, berusia 50 dan lebih. 

Setiap subyek ditimbang dalam empat tahun terpisah. Mereka juga ditanyai tentang cibiran dan komentar "positif" yang mereka mungkin terima karena berat badan mereka.

Selama penelitian, orang-orang yang mengalami komentar gendut dan kritikan tajam mengalami kenaikan berat badan hingga lima belas kilogram dan enam kali lebih mungkin menjadi obesitas daripada mereka yang tidak menerima komentar miring dalam bentuk apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun