Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan Terakhir

12 Desember 2021   08:27 Diperbarui: 13 Desember 2021   02:32 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Puisi : Perempuan Terakhir. Sumber: perempuanlamaholotaddres.blogspot.com

Hidup selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Tapi aku tak mampu lagi memilih diantara sekian pilihan. Awal dan akhir. Kecuali dirimu, perempuan terakhir. 

Diantara pilihan-pilihan, yang akhir adalah awal. Yang awal adalah akhir. Tapi dirimu bukan untuk diperhadap-hadapkan. Engkau adalah yang terakhir pada akhir penantian. Perempuan terakhir. Aku memilihmu. 

Tak ada lagi sesudahnya. Sebab yang terakhir pada akhir adalah selamanya. Ku kenang dalam penantian. Ku nanti dalam kenangan. Kenangan dan penantian adalah perkara yang tak mampu kuhindari. Aku memilihmu sebagai kenangan. Juga penantian panjang tanpa akhir. Perempuan terakhir. 

Aku menantimu dalam kenangan. Meski hanya lamunan. Sebab kenangan takada lagi kecuali penantian. Aku mengenangmu dalam penantian. Sebab engkau selalu ada dalam angan. Seperti pada awal perjumpaan. Meski selalu saja samar dalam bayangan. 

Perempuan terakhir. Dalam penantian, kenangan dan bayangan yang samar. Tapi engkau tetaplah perempuan terakhir. Takada lagi sesudahnya. Aku hanya ingin kembali. Meski tetap kembali ke angan.  

***

Salam hangat 

Mas Han. Manado, 11 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun