"Rumahmu le, itu sejarah". Ayahmu menuliskan kisah. Dari nol menjadi nol koma. Itu perjuangan tanpa jeda. Rumahmu membesarkan ayahmu dan juga kamu, kaka dan adik perempuanmu. Nanti. Pasti.
Rumah seperti sketsa waktu. Tiga puluh tahun, berlalu. Dari gubuk bambu. Menjadi gedung batu. Bukan tentang harta. Tapi angka, yang bukan uang. Tapi nilai yang menyejarah. Melahirkan dan membesarkan ayahmu. Dan jejaknya mulai terbaca. Meski samar-samar.
***
Mas Han. Manado, 18 November 2021
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!