Namun perlu dilengkapi konten-konten yang lebih interaktif dan menghibur, untuk mendorong ketertarikan dan minat anak untuk belajar jarak jauh. Program Rumah Belajar, hanyalah salah satu contoh kreasi dan inovasi materi pembelajaran untuk siswa dan guru, yang mencerdaskan dan juga sesuai kondisi saat ini.Â
Beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Arkeologi Sulawesi Utara, bahkan sudah memproduksi film animasi tentang sejarah peradaban, yang cukup menarik, menghibur, mendidik dan mencerdaskan, serta sesuai untuk siswa segala tingkatan.
Film Animasi Arkeologi produksi Balai Arkeologi Yogyakarta, bahkan sudah memiliki karakter tokoh anak, dengan nama Arcil (Arkeolog Cilik). Sebuah Film petualangan arkeologi cilik dalam setting peradaban purba masa prasejarah.Â

Selain Balai Arkoelogi Yogyakarta, yang lebih dulu memproduksi film aninasi arkeologi yang cukup menarik, meskipun dalam tahap uji coba, Balai Arkeologi Sulawesi Utara juga memproduksi Film Animasi Arkeologi, tentang Nilai Gotong Royong dan Religi Pada Proses Pembuatan Kubur Batu Prasejarah di Pulau Sangihe.Â

Dalam kondisi pandemi covid 19, awal tahun 2021 adalah momentum untuk Guru dan orang tua, dengan dukungan pemerintah, memberikan dorongan kepada anak, memberi semangat kepada anak untuk tetap belajar, meskipun pembelajaran jarak jauh.Â
Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud dan jajarannya, memiliki kesempatan untuk terus memperkuat instrumen pembelajaran jarak jauh, dengan menyediakan konten-konten materi belajar yang sesuai untuk kondisi saat ini, yang masih harus menjalankan metode belajar online atau belajar jarak jauh bagi bagi para siswa didik.Â
Banyak instrumen bisa dikembangkan untuk materi pembelajaran jarak jauh dengan konten-konten bermutu yang mendidik dan mencerdaskan. Selain program Rumah Belajar Kemendikbud, produksi film animasi arkeologi juga konten-konten interaktif lainnya bisa diciptakan.Â
Sebagai contoh, sesekali menampilkan para pendongeng dalam kegiatan belajar siswa, atau penguatan cerita bertutur oleh para guru ataupun pihak lain yang dilibatkan. Demikian hanya salah satu contoh untuk materi belajar siswa bidang humaniora.
Untuk materi bidang ilmu lainnya, juga bisa diciptakan konten-konten yang lebih variatif, kreatif, inovatif dan juga interaktif. Konten-konten demikian akan menyiasati kejenuhan siswa yang sementara tidak bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-temannya.Â