Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selingkuh di Kantor? No Way, Terapkan Tujuh Sikap Budaya Kerja Ini!

15 September 2020   09:15 Diperbarui: 1 Oktober 2020   20:24 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selingkuh di kantor. Gambaran olahan pribadi via canva. Sumber Foto. https://www.metropolitan.id/

6. Anda Atasan? Jadilah Orang Tua Yang Baik

Sikap mental dan budaya kerja yang ini, khususnya untuk anda yang di kantor atau di perusahaan sebagai atasan. Ini memang perkara sulit, sepertinya. Bisakah anda bersikap dan berlaku sebagai orang tua yang baik? Memperlakukan staf anda layaknya anak-anak anda di rumah?

Atau begini, saya balik, bisakah anda bersikap sehingga anda bagi staf dan karyawan anda dianggap sebagai orang tua? Jika sikap dan pengakuan ini muncul, rasa-rasanya kecil kemungkinan seorang staf wanita anda, bersikap untuk mendekati anda, hingga tidak berjarak. 

Sebaliknya anda, karena sudah melekat jiwa anda sebagai orang tua bagi staf anda, maka bisa menghindari sikap di luar itu. Kecuali memang ada yang ingin memancing di air keruh. Atau anda sendiri yang tidak mampu mengendalikan diri. Kalau soal itu, saya tidak bisa banyak berkata-kata. Intinya pengendalian diri..hehehe. 

Tapi setidaknya, sikap mental itu sebagai salah satu cara agar anda sebagai atasan, bisa berbuat adil. Memperlakukan staf anda sama di hadapan anda. 

Tidak ada staf yang merasa lebih diperhatikan, apalagi wanita. Juga tidak ada staf yang merasa diperlakukan tidak adil atau bahkan anda jauhi. Sikap memperlakukan tidak adil terhadap staf, bisa menciptakan kecemburuan dan juga menimbulkan sekat dan jurang. Antara anda dengan staf anda, ataupun antara staf dengan staf. 

Ini pasti akan menimbulkan budaya kerja yang negatif. Nah, kadangkala jika anda memperlakukan seseorang, apalagi staf wanita, dengan perhatian yang lebih istimewa, bisa jadi disalah artikan. Meskipun sikap anda semata-mata profesionalitas karena staf wanita anda itu cerdas, rajin, berprestasi, loyal dan sebagainya. 

Tidak perlu tunjukkan sikap apresiasi anda secara personal. Tapi terapkan kebijakan yang profesional dan proporsional. Misalnya melalui pemberian reward, sesuai aturan. Bukan reward dengan sikap dan perlakuan anda secara pribadi. 

Meskipun maksud anda baik, memberi apresiasi, kalau sifatnya personal, ini bisa menjadi bibit menuju perselingkuhan. Selanjutnya saya tak perlu terangkan, anda bisa membaca sendiri, seperti apa kelanjutannya. 

7. Hindari Korupsi

Nah, kalau urusannya sudah urusan korupsi, ini bisa merembet kemana-mana. Bukan soal pidana, hukum dan sebagainya. Juga bisa merembet ke soal perselingkungan. Mau bukti? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun