Mohon tunggu...
Wulan Nur Safitri
Wulan Nur Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

the existence of goals is power

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila Sebagai Pola Pikir Generasi Muda Saat Ini

23 Oktober 2019   17:22 Diperbarui: 23 Oktober 2019   20:02 2391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sila ketiga, menujukkan pentingnya persatuan. Menekankan kekeluargaan, gotong royong dan nasionalisme.

Sila keempat, mengandung sebuah nilai tentang arti penting sebuah musyawarah sebagai sarana untuk memecahkan masalah demi mencapai mufakat atau arti penting dari demokrasi. 

Dan sila terakhir bermakna bila sebuah keadilan dan kesejahteran sosial adalah hak setiap warga negara. Kesewenang-wenangan dan penindasan suatu pihak terhadap pihak lain harus dihapuskan. Untuk itu semua pihak-pihak harus memperjuangkannya.

Itulah pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila yang harus direalisasikan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kita memiliki pola pikir yang positif maka perilaku kita pun akan menjadi positif.

Adapun di tengah era keterbukaan informasi seperti saat ini, banyak paham-paham berbahaya yang dapat mengakibatkan perpecahan di masyarakat Indonesia, hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda.

Seperti yang utarakan oleh Bapak Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan Indonesia sedang menghadapi perang terhadap mindset atau pola pikir yang mengancam ideologi Pancasila.

"Tiga ancaman yang paling berbahaya salah satunya adalah ancaman (perang) mindset untuk ubah ideologi Pancasila. Pancasila itu alat pemersatu, kalau pemersatu pecah, ya pecah negara ini, bangsa ini harus paham," ucap Ryamizard dalam sambutan simposium 'Perang Mindset Pada Era Keterbukaan Informasi' di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat.

Beliau menjelaskan, ancaman nyata yang dihadapi saat ini adalah terorisme, radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata.

Karena itulah dalam menghadapi era globalisasi, atau yang dikenal dengan era milenial, kuncinya adalah penguatan keyakinan terhadap agama dan Pancasila sebagai benteng moral dan mental dalam menghadapi derasnya pola pikir (mindset) mengenai paham-paham tersebut.

Memang di era milenial ini, dibutuhkan generasi muda yang cerdas dan kompeten tetapi bila hal itu tidak didasari oleh karakter serta pola pikir yang baik tidak hanya dapat membahayakan dirinya dan orang lain, melainkan juga dapat membahayakan kepentingan bangsa dan negara.

Kita perlu optimis dan percaya diri untuk mengembangkan kepribadian serta pola pikir yang positif. Kita bukan lagi bangsa dan pribadi yang terjajah. Kita sekarang sudah menjadi bangsa dan rakyat yang merdeka. Kemerdekaan membawa konsekuensi yang tinggi pada tanggung jawab sebagai generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun