Mohon tunggu...
Dicky Saputra
Dicky Saputra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Talks about worklife and business. Visit my other blog: scmguide.com

-

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengapa Pola Pikir Kepuasan Pelanggan Penting di Semua Tingkatan Karyawan

12 Mei 2024   09:46 Diperbarui: 12 Mei 2024   09:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola pikir untuk menjaga kepuasan pelanggan penting dipunya seluruh lapisan karyawan (Johan Godnez/Unsplash)

Kepuasan pelanggan merupakan fondasi utama bagi keberhasilan setiap bisnis. Tapi, seringkali pola pikir kepuasan pelanggan cuma dianggap tanggung jawab tim pemasaran atau layanan pelanggan. Tapi, sebenarnya, pola pikir ini harus dipunya oleh semua lapisan karyawan, terutama yang bersentuhan langsung dengan pelanggan.

Pentingnya Kesan Pertama

Karyawan yang langsung berinteraksi dengan pelanggan merupakan representasi langsung dari perusahaan. Mereka adalah wajah yang pertama dilihat oleh pelanggan dan seringkali menjadi penentu utama kesan pertama.

Sebuah kesalahan atau ketidakpuasan pada tahap awal ini bisa punya dampak yang sangat merugikan bagi perusahaan, karena pelanggan mungkin tidak akan memberikan kesempatan kedua dan memilih untuk mencari layanan atau produk dari pesaing.

Oleh karena itu, penting bagi karyawan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan untuk punya pola pikir yang terfokus pada kepuasan pelanggan.

Mereka harus memahami bahwa setiap interaksi dengan pelanggan adalah kesempatan untuk memberikan pengalaman positif yang bisa membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis perusahaan.

Dengan punya kesadaran ini, karyawan akan lebih berusaha untuk memenuhi harapan pelanggan dan memberikan pelayanan yang berkualitas, yang akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.

Dampak Negatif dari Kepuasan Pelanggan yang Rendah

Pelanggan yang merasa kecewa dengan pengalaman mereka cenderung untuk membagikan pengalaman negatif mereka kepada orang lain, baik melalui percakapan mulut ke mulut maupun melalui platform media sosial yang luas.

Dalam era digital saat ini, dampak dari penyebaran informasi negatif bisa sangat besar dan cepat menyebar, mencapai audiens yang jauh lebih luas dalam waktu singkat.

Sebuah review negatif atau komentar buruk bisa dengan mudah diakses oleh calon pelanggan potensial, yang bisa membuat mereka ragu untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut.

Akumulasi dari pengalaman negatif yang tersebar bisa merusak reputasi perusahaan secara signifikan dan mengurangi daya tarik untuk menarik pelanggan baru, bahkan kalau produk atau layanan yang ditawarkan sebenarnya berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun