Di hadapan masa,
Langit yang kau tampakkan selalu biru benderang
Tak tertawan mendung
Binar yang kau paparkan selalu menghangatkan
Tak terbelenggu abu kepedihan
Lalu perlahan kau sembunyi
Di sebalik tirai rahasia
Merebak belanga air matamu
Sesak penuh lara
Di balik melodi indah, kau menahan lara
Pada siapa kau mengadu
Ketika insan menyandarkan pedihnya di bahumu
Pada siapa kau berbagi lara
Ketika mereka memberondong laranya padamu
Dapatkah hatimu tetap kokoh menahan pesakitan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!