Mohon tunggu...
Ninik Hardianti
Ninik Hardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitos Larangan Saat Perempuan Haid Ditinjau dari Hadits

10 Januari 2024   08:22 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Larangan-larangan yang berlaku selama periode haid dijelaskan melalui hadis Nabi Muhammad SAW. Hadis ini memberikan pedoman dan pembatasan yang harus diikuti oleh wanita Muslim saat mereka mengalami menstruasi. Dalam tulisan ini, kami akan menjelaskan larangan-larangan yang terkait dengan haid menurut ajaran Islam, sebagaimana tercantum dalam hadis, termasuk larangan terhadap pelaksanaan salat, puasa, menyentuh Mushaf Al-Quran, serta mengunjungi masjid. Selain itu, hadis juga mencakup larangan-larangan seperti memotong kuku dan rambut selama masa haid.

Pemahaman tentang larangan-larangan ini adalah bagian penting dalam menjalani kehidupan seorang wanita Muslim, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kesalehan dan ketaatan terhadap agama Islam. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang aturan-aturan ini juga mempromosikan kepatuhan terhadap ajaran Islam dan menghormati nilai-nilai yang terkandung dalam agama tersebut. Dengan demikian, pendalaman pemahaman terkait larangan-larangan ini dapat membantu wanita Muslim dalam mempraktikkan ibadah mereka secara benar dan sesuai dengan ajaran agama. Dalam konteks ini, kami akan membahas lebih lanjut larangan-larangan yang tercantum dalam hadis dan signifikansinya dalam kehidupan sehari-hari wanita Muslim.

  • Pengertian Haid

Haid secara etimologi berarti mengalir, sedangkan haid secara terminologi adalah darah yang keluar dari farji atau kemaluan seorang wanita setelah umur 9 tahun dengan sehat (tidak karena sakit), tetapi memang kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak. Dasar haid di dalam Al-Qur'an adalah sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah ayat 222.

 (222)

Artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, 'Haid itu adalah kotoran.' Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri."

Ayat ini turun--sebagaimana dalam riwayat Imam Muslim di dalam kitab shahihnya--sebagai respon atas fenomena kaum Yahudi yang memperlakukan wanitanya yang sedang haid dengan tidak manusiawi. Mereka akan mengusirnya, tidak mau tinggal seatap dan enggan makan bersama-sama seoalah-olah wanita ketika haid adalah manusia yang menjijikan. Allah menurunkan ayat ini yang menjelaskan bahwa haid memang darah kotor sehingga dilarang bagi suami untuk melakukan hubungan badan dengannya selama ia haid sampai datang masa suci. Nabi SAW juga menegaskan kembali di dalam sabdanya, "Lakukan apa saja kecuali jimak," yaitu boleh bagi suami untuk tetap tinggal seatap dengan istrinya, makan bersama, dan melakukan aktivitas bersama-sama dengan istrinya seperti biasa ketika suci kecuali berhubungan badan.


Sedangkan dasar haid dari hadits Nabi SAW adalah sebagaimana tergambar dalam hadits Nabi SAW riwayat Aisyah RA di dalam Shahih Al-Bukhari berikut ini:

: : : : :

Hadits di atas menyebutkan bahwa Aisyah RA saat berhaji dengan Rasulullah SAW dan ketika sampai di Kota Sarf, ia menangis karena haid sehingga ia tidak dapat melanjutkan ibadah hajinya. Rasulullah SAW mencoba menenangkannya dengan mengatakan, "Sungguh ini adalah perkara yang telah ditetapkan Allah untuk anak-anak perempuan keturunan Adam, maka selesaikanlah rangkaian ibadah haji yang harus diselesaikan selain Thawaf." Aisyah berkata, "Dan (setelah itu) Rasulullah SAW menyembelih sapi untuk para istrinya." Cerita Aisyah RA. ini mengajarkan kepada seluruh wanita agar tidak perlu bersedih ketika mengalami menstruasi karena hal ini sudah ketentuan Allah SWT yang diberikan kepada setiap wanita dan tentunya ada hikmah dan manfaat di baliknya.

  • Larangan Ketika Haid

Melakukan ibadah adalah kewajiban dari setiap muslim dan muslimah. Bagi muslimah dewasa atau yang sudah baligh, perihal ibadah tidak selalu bisa dilakukan karena adanya halangan yang disebabkan oleh kondisi biologis dalam tubuhnya, yaitu menstruasi atau haid.

Persoalan mengenai haid adalah masalah tersendiri yang harus dikaji dalam Islam. Istri-istri Nabi Muhammad SAW pun tentunya pernah mengalami haid. Untuk itu dalam beberapa hadist, nantinya kita bisa melihat apa-apa yang tidak dilakukan oleh istri-istri Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Rasulullah. Berikut adalah hal-hal larangan haid dalam Islam oleh ajaran Islam, sebagaimana fungsi agama menunjukkan kebenaran dan menghindari dampak yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun