Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terdiam

26 Februari 2020   22:22 Diperbarui: 26 Februari 2020   22:34 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/jesizman

terdiam dan tanpa berbica

mampu lemahkan urat nadi ini lunglai dan lukainya tanpa berdarah

terdiam menepis yang disini

menyayat

tiba dan tak bisa dibendung

titik air mata menetes 

terdiam meniti sepi malam

sesaat sesaknya didada

denyut dalam ritme tak pasti

terdiam 

semua karena terlambat untuk menyadari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun