Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadan, Sangat Mengesankan!

2 April 2023   03:31 Diperbarui: 2 April 2023   05:16 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masjid di pedesaan (Sumber: tribunnews.com)

Bulan Ramadan selalu memberikan kenangan tersendiri dan spesial bagi setiap orang. Apalagi bagi anak-anak yang baru belajar berpuasa, bulan Ramadan menjadi bulan yang sungguh istimewa dan menjadi nostalgia yang sangat mengesankan hingga usia dewasa bahkan sampai tua.

Berbicara tentang nostalgia masa kecil di bulan Ramadan, saya jadi teringat suasana pedesaan yang sepi, tenang, dan tak ada kebisingan. Sebab masa kecil dulu saya lahir dan tumbuh dalam suasana itu.

Ketika bulan Ramadan tiba, suasana pedesaan biasanya terasa sedikit berbeda. Bukan berubah menjadi ramai atau bising, tapi berbeda saja dari biasanya.

Hal yang saya ingat masa itu, intensitas aktivitas orang-orang di malam hari menjadi lebih padat dari biasanya. Mulai dari menjelang maghrib sampai pagi hari.

Menjelang maghrib, orang-orang yang tinggal sekitar masjid berkumpul bersama-sama di dalam masjid menanti datangnya adzan maghrib untuk melakukan acara buka bersama. Buka bersama biasanya hanya sekedar iftar dengan minum air, kurma, atau kolak, dan makanan ringan lainnya.

Setelah melakukan iftar bersama-sama, orang-orang kemudian salat maghrib berjamaah. Selesai salat berjamaah, mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing yang tidak jauh dari masjid untuk makan makanan berat.

Tak lama kemudian waktu salat isya tiba. Orang-orang, baik yang tinggal dekat masjid atau yang cukup jauh dari masjid berdatangan ke masjid untuk bersama-sama melaksanakan salat isya berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan salawat tarawih.

Nah, mengenai pelaksanaan salat tarawih waktu itu tidak setertib atau serapi sekarang. Salat tarawih waktu itu kadang sangat gaduh karena sebagian orang yang melaksanakan salat tarawih saling dorong atau usil saling colek telinga. Akibatnya tibul suara gaduh tak karuan.

Setelah salat tarawih selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara mushafahah alias saling bersalaman. Setiap jamaah salat tarawih saling menghampiri satu sama lain sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.

Orang-orang pun kemudian bubar pulang ke rumah masing-masing. Akan tetapi tidak semua orang pulang. Sebagian orang terutama para remaja murid pengajian di masjid dan sebagian orang tua tidak langsung pulang. Mereka kemudian bersama-sama melaksanakan acara tadarusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun