Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu adalah "Pesta Demokrasi", Berarti Rakyat Harus Happy

8 Agustus 2022   13:33 Diperbarui: 8 Agustus 2022   13:35 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya jumlah partai politik dalam pemilu sesungguhnya adalah keinginan para elite partai politik, bukan keinginan rakyat. Rakyat sejatinya tidak peduli, apakah partai politik berjumlah sedikit atau banyak.

Kepentingan rakyat adalah, partai politik dan para elite yang berkuasa bisa mengurus negara dengan benar, bisa mengayomi, dan bisa menyejahterakan mereka sebagai rakyat.

Bagi rakyat pemilih, calon anggota legislatif juga bukan merupakan hal yang terlalu penting. Bagi rakyat pemilih, siapa pun calon anggota legislatif yang terpilih, yang penting bisa menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat dengan baik dan benar.

Faktanya, tidak sedikit calon anggota legislatif titipan. Maksudnya, sebuah partai politik menyimpan jagoannya di suatu Dapil (daerah pemilihan). Padahal si calon anggota legislatif itu sama sekali tidak/kurang memahami sosio-kultural daerah itu.

Oleh karena itu ketika si calon anggota legislatif terpilih, tidak merasa ada hubungan emosional sama sekali dengan Dapilnya. Kepentingan mereka hanya mendapatkan dukungan dan suara di Dapil itu. Setelah pemilu selesai, ya selesai semuanya.

Padahal menjelang pemilu para calon anggota legislatif begitu aktif turba (=turun ke bawah, istilah pada zaman orde baru) atau blusukan (=turun ke bawah juga, istilah pada zaman pemerintahan presiden Jokowi). Mereka begitu rajin mendengarkan dan menampung aspirasi atau keluh kesah rakyat.

Dengan demikian, daripada rakyat pemilih repot-repot dan pusing-pusing memilih calon anggota legislatif yang jumlahnya ratusan orang dalam satu surat suara itu, sudah saja pemilihan anggota legislatif diserahkan kembali kepada masing-masing partai politik.

Toh ketika rakyat memilih calon anggota legislatif secara langsung juga sama saja bagi rakyat. Kurang berdampak. Aspirasi mereka sebagai rakyat tidak benar-benar terwakili oleh anggota legislatif terpilih.

Bahkan tidak jarang ada anggota legislatif, wakil rakyat tapi melakukan sesuatu yang kontradiksi dengan aspirasi, kehendak, atau suara rakyat pemilihnya sendiri. Sebuah hal yang tentunya cukup ironi.

Seandainya pada waktu pemilu jumlah partai politik tidak terlalu banyak dan rakyat tidak harus memilih calon anggota legislatif secara langsung, maka rakyat pemilih tidak akan merasakan kerepotan. Begitu pula para petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) tak akan merasakan kepayahan yang luar biasa.  

Dengan begitu, pemilu akan benar-benar dirasakan sebagai "pesta demokrasi" oleh semua rakyat. Sebab mereka merasa happy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun