Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Program Padat Karya Akan Lebih Bermanfaat daripada Insentif Karyawan

6 Agustus 2020   11:31 Diperbarui: 6 Agustus 2020   21:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tribunnews.com)

Pemerintah dalam hal ini bisa memberikan insentif itu kepada mereka yang menganggur melalui program padat karya sebagaimana pernah dilakukan dulu semasa Presiden BJ. Habibie.

Pemerintah tak perlu "gengsi" untuk mengadopsi program-program yang pernah dilakukan pemerintahan sebelumnya jika memang program itu baik dan bermanfaat bagi rakyat.     

Padat karya bisa didefinisikan sebagai pemberdayaan bagi pengangguran atau keluarga miskin yang bersifat produktif berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam rangka mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Padat karya, dengan demikian dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia secara menyeluruh dan merata.

Banyak sekali manfaat dari program padat karya, baik bagi masyarakat sendiri maupun bagi pemerintah. Antara lain mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan penghasilan dan daya beli masyarakat, mengelola potensi sumber daya lokal, menguatkan rasa kebersamaan dan gotong royong, dan sebagainya.

Sungguh banyak manfaat dari program padat karya. Sementara manfaat program bansos kepada para pekerja swasta yang bergaji atau berpenghasilan kurang dari Rp. 5 juta per bulan, tak akan sebanyak itu.

Oleh karena itu sebelum program bansos kepada para pekerja swasta yang bergaji atau berpenghasilan kurang dari Rp. 5 juta per bulan dijalankan, pemerintah tidak ada salahnya mengkaji dan meninjau lagi hal itu. Pertimbangannya bukan politis, tapi azas manfaat yang lebih besar dan lebih luas.  

Memang saat ini pemerintah sudah memiliki program Kartu Prakerja. Akan tetapi program tersebut tidak bisa meng-cover semua pengangguran karena tidak semua pengangguran bisa mengakses program itu.

Masalahnya mungkin karena gaptek, tinggal di daerah yang tidak ada akses internet, tinggal di daerah terpencil sekali, tidak berpendidikan, dan sebagainya. Mereka jelas tidak bisa mengikuti program Kartu Prakerja.

Hal itu berbeda dengan program padat karya, yang bisa diikuti oleh siapa pun dan di manapun, bahkan oleh mereka yang tinggal di pelosok-pelosok negeri sekali pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun