Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyelenggaraan Penyembelihan Hewan Kurban pada Masa Pandemi Covid-19

31 Juli 2020   11:37 Diperbarui: 31 Juli 2020   11:27 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hewan kurban (pontianak.tribunnews.com)

Ibadah kurban adalah ritual pemotongan hewan yang telah ditentukan, sebagai napak tilas akan keteguhan hati dan kuatnya keyakinan seorang ayah yang bernama Ibrahim ketika mendapat perintah Tuhan melalui mimpi untuk menyembelih anak kesayangan satu-satunya, Ismail. Tak terbayang bagaimana perasaan Ibrahim AS ketika mendapat perintah itu.

Akan tetapi kecintaan Ibrahim AS kepada Tuhan mengalahkan kecintaannya kepada makhluk, yakni sang anak. Sang anak, Ismail pun demikian. Ismail justru meyakinkan sang bapak, Ibrahim untuk melaksanakan perintah Tuhan itu untuk menyembelih dirinya.

Setelah Ibrahim bertarung dengan keraguan yang ada di hatinya, akhirnya ia laksanakan perintah Tuhan itu. Jangan tanya bagaimana perasaan Ibrahim waktu itu. Sebagai seorang ayah, siapa yang tidak sayang kepada anaknya. Apalagi Ismail adalah anak satu-satunya.

Padahal perintah Tuhan terhadap Ibrahim itu tidak sebenarnya. Perintah itu sebagai salah satu bentuk ujian akan keyakinan dan keimanan Ibrahim kepada Tuhannya. Perintah untuk menyembelih sang anak hanyalah simbolik.

Hal itu terbukti ketika Ibrahim Ibrahim sedang melaksanakan perintah Tuhan menyembelih Ismail, dengan bercucuran air mata dan mata terpejam, tanpa ia ketahui leher Ismail telah digantikan Tuhan dengan leher seekor domba. Alhasil, yang terpotong itu bukan leher sang anak Ismail, tapi leher seekor domba.

Begitulah, setiap perintah Tuhan memang merupakan bentuk ujian seberapa kuat dan besar  keyakinan dan keimanan seorang hamba. Salah satunya perintah Tuhan terhadap Ibrahim telah membuktikan kebenaran akan hal itu.

Bagi umat Islam perintah Tuhan untuk menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya, tidaklah seberat perintah kepada Ibrahim AS. Akan tetapi itu juga tidak berlaku bagi semua, hanya bagi mereka yang mampu.

Kendati perintah Tuhan untuk menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya merupakan suatu perintah yang sangat ringan (dibandingkan dengan perintah terhadap Ibrahim AS), tidak semua umat Islam yang mampu mau melaksanakannya. Nafsu serakah dan sifat kikir adalah penghalangnya. Selain itu sifat mau  berbagi dan kepedulian sosial yang rendah.

Apalagi hari raya Idul Adha tahun 2020 ini dalam situasi yang masih penuh keprihatinan, mengingat pandemi Covid-19 belum juga hilang. Banyak warga masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, sehingga mereka banyak yang tidak memiliki penghasilan, kena PHK, atau usahanya bangkrut.

Bagi umat Islam yang mampu atau memiliki rezeki untuk membeli hewan kurban, disunnahkan untuk memotong hewan kurban. Hewan kurban tersebut bisa unta, sapi, kerbau, atau kambing. Unta, sapi, atau kerbau bisa dijadikan kurban untuk tujuh orang, sedangkan kambing hanya boleh untuk satu orang.

Waktu pelaksanaan penyembelihan hewan kurban adalah setelah melaksanakan shalat Idul Adha. Selain itu ada tambahan waktu tiga hari setelahnya yang bisa dijadikan waktu untuk penyembelihan hewan kurban, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Tiga hari itu disebut dengan hari tasyrik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun