Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ada Hukuman Sula di Batavia

3 Mei 2019   19:05 Diperbarui: 29 Mei 2019   14:10 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Koleksi pribadi)

Sedang uraian Stockdale di buku ini lebih mirip karya jurnalisme. Ia menulis apa yang ia dengar dan lihat, juga dari sumber-sumber yang dapat ia percayai. Maka ia pun mampu menulis hal-hal berbau trivial yang sangat asyik diimajinasikan, seperti peran dua orang budak bertongkat saat sebuah kereta wong Londo lewat di jalan-jalan tanah Batavia, atau kebiasaan orang Eropa (dan juga Jawa) untuk menikahkan seorang gadis begitu menginjak usia 12 atau 13 tahun tanpa persiapan sama sekali.

The Island of Java sendiri merupakan naskah tertua karya penulis Eropa tentang Pulau Jawa. Ia terbit kali pertama pada tahun 1811, mendahului The Conquest of Java (1815) karya Mayor William Thorn dan History of Java (1817) tulisan Thomas Stamford Raffles. Dan 1811 adalah juga tahun terjadinya invasi Inggris ke Yogyakarta, atau yang lebih dikenal di Jawa dengan istilah Geger Sepehi.

Namun bagian paling menarik dari buku ini bagi saya adalah amatan Stockdale tentang karakter orang Jawa. Ia menulis bahwa orang Jawa dianggap memiliki watak yang lamban, dan dibutuhkan usaha keras untuk memaksa mereka agar mau bekerja keras (hal. 245). Dan ini serupa dengan pengamatan Raffles dalam History of Java yang menyampaikan hasil observasi yang tak jauh beda.

Ini menjelaskan banyak hal terkait kondisi sosial politik di Tanah Air hingga sekarang ini. Bahwa apa yang terjadi sekarang bukan semata-mata kesalahan "penjajahan 350 tahun", melainkan memang sudah watak. Stockdale menulis, metoda despotik para penguasa VOC memperparah kondisi itu, dengan tak membiarkan pribumi Jawa proletar untuk memiliki tanah.

Akibatnya, mereka bekerja sebatas memenuhi instruksi alias sekadar menggugurkan kewajiban. Tak pernah terpacu sendiri untuk memacu yang terbaik dari diri masing-masing karena yang dikerjakan bukanlah milik mereka sendiri. Bagi yang hidup dengan motto "Take your best shoot! Even if you missed, you'll still land among the stars", ini akan menjadi otokritik yang sangat berguna, dan bukannya bahan untuk balas menyerang soal "invasi budaya aseng"!

Meski kualitas terjemahannya membuat buku ini tak terlalu nyaman dibaca, dan font cetakannya lucu, Sejarah Tanah Jawa tetap sebuah bacaan yang membuka wawasan. Dan bagi pengarang seperti saya, buku-buku macam beginilah yang memantik ide untuk menelurkan kisah-kisah fiksi dengan latar belakang yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun