Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rendang Terakhir

29 April 2016   21:22 Diperbarui: 29 April 2016   21:42 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujung pisau tahu-tahu menempel di leher Sara.

***

Setiap pulang dari arisan mama-mama sosialita, Bu Prayogo selalu membawa barang segudang. Pak Prayogo hanya menoleh santai dari tempatnya menonton TV di ruang tengah saat istrinya itu masuk rumah dan memanggil Mbok Man dengan suara keras.

“Pi, udah coba telepon dia?” tanya Bu Prayogo setelah barang-barangnya diangkut ke belakang. “Kok hapenya nggak aktif sejak semalam?”

“Alaa... paling dia lagi ngasih kuliah motivasi. Katanya ada jadwal berendeng dua hari ini. Dan biasanya kan hapenya emang sering dimatiin biar nggak ganggu konsentrasi. Udah, rileks aja! Toh besok Sabtu dia bakal mudik.”

Bu Prayogo mendesah mangkel dan melempar ponselnya ke sofa. Ia duduk, lalu ikut memerhatikan tayangan TV yang tengah menghadirkan berita kriminal soal mutilasi.

“Wah, apaan tuh? Mutilasi lagi?”

“Iya. Ada mayat cewek terpotong-potong di sesemakan nggak jauh dari kompleks Tower City di Pondok Pinang, Jakarta. Tangan, kaki, badan, terpisah. Kepala belum ditemukan. Dan yang aneh, kedua tangan korban memegang sendok sama garpu. Polisi lagi berusaha melakukan identifikasi untuk nyari identitasnya.”

Bu Prayogo bergidik. Lalu bangkit dan berlalu.

“Iiih... penjahat sekarang makin sadis. Mau jadi apa dunia ini? Eh, jadi ke sate klatak nggak nih, Pi?”

“Jadi dong. Langsung berangkat sekarang?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun