Kebanyakan perempuan suku Baduy luar yang saya temui berparas cantik, berkulit putih. Beberapa memakai kalung emas yang cukup terlihat karena berukuran cukup besar. Anak-anak kecilnya juga menggemaskan. Anak-anak laki-laki terlihat bermain bola di tanah yang cukup luas.
Kami juga mendapati lumbung padi yang disebut Leuit, di beberapa tempat. Dari penjelasan Aa Arif, orang Baduy juga membeli beras di luar kampung. Beras hasil panen disimpan, dan digunakan pada saat upacara Seba. Sawah orang Baduy berupa huma/ladang. Melewati sawah terlihat padi berukuran besar yang hidup di tanah tak berair. Berbeda dengan sawah yang kita kenal.
Ayam kampung yang berkeliaran menjadi ciri khas kampung yang kami lewati. Ayam merupakan makanan mewah yang hanya terhidang pada saat-saat tertentu, misalnya: upacara perkawinan atau kelahiran.Â
Itulah perjalanan liburan kami ke perkampungan Baduy Luar. Banyak hikmah yang bisa diperoleh dari perjalanan ini. Warga Baduy secara umum merupakan orang yang memegang teguh adat istiadat. Kampung yang bersih menunjukkan jika mereka sangat peduli dan cinta terhadap alam. Alam memberikan semuanya kepada warga Baduy, namun meereka tidak menghabiskan semaunya. Sungguh sebuah harmoni yang indah. Mereka orang-orang sederhana yang jauh dari sifat serakah. Semoga kearifan yang mereka miliki secara turun temurun tetap terjaga. Menjadi pengingat kami, yang berlabel orang modern tapi jauh dari sifat arif terhadap lingkungan.
Selamat Liburan.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI