Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir Terbalik

15 Juli 2021   17:47 Diperbarui: 15 Juli 2021   19:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lantas bagaimana menerapkan cara "Berpikir Terbalik" kita terhadap kondisi yang sedang kita alami bersama saat ini?

Saya pribadi, setelah melihat dan mendengar info-info yang bertebaran di sekitar kita tentang segala hal yang berhubungan dengan Pandemic Covid 19, akhirnya berkesimpulan bahwa untuk diri saya sendiri kondisi ini sangat patut Saya syukuri karena ada hikmah yang Saya dapatkan, antara lain :

1. Saya punya banyak waktu luang untuk terus belajar dan mencari ilmu yang menunjang peran Saya sebagai Ibu dan Isteri, utamanya ilmu tentang menjaga kebersihan diri dan keluarga, ilmu untuk menjaga pikiran positif, ilmu untuk menjaga imun diri dan keluarga dan lain-lain.

2. Saya merasa lebih focus dalam hal mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta karena senantiasa berdo'a dan bergantung hanya pada Allah.SWT yang Maha Melindungi.  

3. Menambah rasa kesyukuran dan menerima segala hal yang terjadi dalam hidup dengan ikhlas agar mendapatkan belas kasih sayang dari Sang Pencipta makhluk kecil super nano tersebut.  Karena hanya dengan belas kasih sayang-Nya sajalah kita bisa terlindungi dari segala musibah penyakit dan bencana.  

4. Jikapun akhirnya ditaqdirkan menjadi salah seorang hamba-Nya yang terpilih, insyaa allah kita sudah siap menerima lahir-bathin karena sudah focus untuk mengikhlaskan.

Dari hikmah yang kita rasakan dengan adanya Covid 19 ini, maka penerapan "Berpikir Terbalik" yang Saya maksud adalah :

1. Ketika orang lain megatakan bahwa Covid 19 ini bencana, maka katakanlah itu adalah kasih-sayang Allah.SWT karena dengan adanya Covid 19 kita jadi bertambah keimanan pada kekuasaan-Nya.

2. Ketika kita merasakan kurang enak badan, pegal-linu, batuk, filek, sakit kepala, meriang dan lain-lain jangan katakan itu gejala Covid 19 tapi katakanlah itu isyarat Allah.SWT kepada diri kita agar kita menjadi peka untuk menjaga dan memelihara serta memenuhi kebutuhan kebugaran jasmani kita.

3. Ketika semua ikhtiar/usaha sudah kita jalankan (4M = Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan Menghindari Kerumunan) masih juga kita terpapar Covid 19, jangan katakan ini kesialan tapi katakanlah ini kemujuran karena ternyata kita yang terpilih untuk naik tingkat menjadi hamba-Nya yang ikhlas. Hamba yang ikhlas, insyaa Allah diganjar pahalanya Syurga, Aamiin.

Semoga apa yang Saya tulis menjadi muhasabah diri pribadi dan dijaga dari sifat ria, ujub apalagi takabbur,  terima kasih.

###End.

Sempaja,

Samarinda, Kaltim.

15/07/21

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun