Mohon tunggu...
Dalana WiKei 🍓
Dalana WiKei 🍓 Mohon Tunggu... Penyair

Life is true and Love is God ~ Hargailah Karyanya, Jika tidak mampu menghargai Orangnya ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepiring Hak yang Tak Pernah Utuh

20 April 2025   17:29 Diperbarui: 20 April 2025   17:29 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Creator Pins x Dalana

"Aku bukan ingin jadi musuh siapa pun. Aku hanya ingin sedikit ruang untuk merasa cukup, tanpa harus berperang demi hakku sendiri. Tapi dunia terlalu sering memaksaku jadi keras, padahal hatiku cuma ingin tenang dan dipeluk pengertian."

Sepiring Hak yang Tak Pernah Utuh

Aku pernah lapar,
bukan hanya perut---tapi rasa dimiliki.
Setiap kali pulang dari dunia kecil yang kusebut bermain,
yang tersisa hanya piring kosong dan tatapan menyalahkan.

Katanya,
"Siapa suruh main?"
padahal tak ada yang menunggu,
tak ada tangan yang bilang,
"Ini untukmu, aku jaga."

Jadilah aku tumbuh dengan kepala penuh jatah yang dirampas,
dan hati yang belajar memaafkan lebih dari usianya.
Kini aku dewasa,
masih sama---cuma lebih sering diam.

Aku masak, aku beli, aku bagi,
tapi tetap saja...
"Sisakan untuk si adek."
bahasa itu lebih tajam dari pisau dapur yang kupakai mengiris sepi.

Aku bukan rakus.
Aku hanya ingin hakku tak dicuri lagi,
seperti waktu kecilku yang tak pernah dikembalikan.

"Aku bukan keras, aku hanya terlalu sering dipaksa kuat oleh dunia yang tak mau mendengar hatiku yang lembut." 

Kota Galendo, 20 April 2025 

Waktu Indonesia Bersabar 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun