Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Keheningan: Mengadaptasi Spirit Nyepi untuk Produktif Sehari-hari

12 Maret 2021   10:49 Diperbarui: 19 Maret 2021   11:50 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit: mohamed Hassan/Pixabay

Hari raya Nyepi identik dengan keheningan. Bagaimana jika mengadaptasinya dapat membantu kita raih hasil kerja terbaik?

Hari raya Nyepi menandai pergantian tahun Caka yang bisa dimaknai beranjak dari kehidupan lama ke kehidupan baru. Penganut agama Hindu di Indonesia merayakan Nyepi dengan menghentikan aktivitas sehari -- hari dan menjalankan Catur (Brata) penyepian.

Keheningan yang khas meliputi Nyepi nyatanya juga didambakan oleh kita sebagai manusia modern menurut publikasi Zapier.

Ada dua jenis kebisingan sehari-hari yang dialami kita sehari - hari. Pertama, kebisingan yang berkelanjutan, dimana paparan suara secara kontinyu dialami mereka yang beraktivitas di area yang menghasilkan suara secara intens, contohnya seperti bandara.

Kedua, kebisingan yang didapatkan dari aktivitas harian. Contohnya adalah percapakan antar rekan kerja yang masih tertangkap di telinga walaupun Anda tidak dilibatkan.

Kebisingan jenis pertama, dalam publikasi American Psychological Association, telah terbukti memberikan efek negatif kepada kecerdasan dan kesehatan. Ekspos terhadap polusi suara meningkatkan stress, mendorong tekanan darah tinggi hingga berujung serangan jantung. Bagi anak -- anak, gangguan dari suara berdampak fatal kepada pertumbuhan dan mempengaruhi kualitas dari pendidikan yang diterima beserta kondisi kesehatan.

Namun jangan salah! Kebisingan jenis kedua yang mungkin kita terima sambil lalu dan sesuatu yang sudah biasa juga bisa merusak produktivitas dan berdampak kepada kesehatan mental.

Interupsi Konstan Mengurangi Fokus Kepada Tugas Yang Dikerjakan

Bagi kebanyakan dari kita, kebisingan yang dialami setiap hari banyak terkait oleh interupsi dan distraksi. Sapaan dari rekan kerja, panggilan rapat, hubungan telepon, kafe yang ramai, kebisingan jalan, dan berbagai suara notifikasi telepon semuanya bersaing untuk perhatian saat kita mencoba bekerja. Lebih -- lebih jika kemudian kantor anda (sebelum COVID-19) adalah area terbuka/coworking space dimana polusi suara datang dari berbagai arah tanpa adanya kubikel yang dapat sedikit meredakan gangguan.

Sebuah studi di University of California, Irvine, menemukan bahwa pekerja hanya memiliki periode fokus rata-rata hanya sebelas menit sebelum terdisrupsi oleh gangguan. Jika Anda perlu fokus, kantor bisa jadi adalah tempat terburuk untuk melakukannya.

Kita menghargai upaya kolaborasi yang berjalan di kantor, namun di saat bersamaan kita membutuhkan keheningan untuk dapat mencerna semua informasi dan menciptakan ide. Dengan kantor dan area sekitarnya bising dan sesuatu mengganggu Anda setiap tiga menit, kita kesulitan menciptakan sesuatu yang impactful. Nyatanya, pemikiran kreatif dan pengambilan keputusan banyak berhasil oleh sebab keheningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun