Mohon tunggu...
willemrawung
willemrawung Mohon Tunggu... Guru - Hidup untuk memanusiakan manusia

Kehidupan ada karena cinta dan anugerah maka indahkanlah kehidupan sebelum hati itu padam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Budaya Positif. Modul 1.4.a.9

18 Oktober 2021   22:31 Diperbarui: 18 Oktober 2021   22:37 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paling awal dalam membangun disiplin positif di lingkungan kelas yaitu dibutuhkan keyakinan kelas. Keyakinan kelas dibuat atas kesepakatan bersama untuk diikuti. Keyakinan kelas tidak sama dengan peraturan. Keyakinan kelas lebih bersifat positif dan tidak ada nama menghukum. Keyakinan kelas dengan nada positif dan bersifat membangun secara komunal dan pastinya akan lebih berdampak positif kepada setiap anak. Keyakinan kelas memotivasi dari dalam diri dan bukan dari luar diri.

Disiplin positif bertujuan untuk menciptakan murid yang memahami tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab dihayati dari intrinsik dan bukan dari ekstrinsik diri sendiri. Melalui disiplin positif guru menuntun murid untuk memiliki sikap tanggung jawab dan dasar dari tindakan atau nilai tersebut dipahami sebagai nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu nilai beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Mahaesa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Inilah tujuan akhir dari pendidikan disiplin positif. Disiplin positif tidak sama dengan hukuman atau paksaan tetapi lebih pada membangun kesadaran diri akan tanggung jawab diri sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Pada praktiknya guru yang mendidik akan diperhadapkan pada rupa-rupa permasalahan yang dibawa dari lingkungan keluarga, masyarakat atau sekolah. Guru perlu membekali diri dengan nilai dan peran guru penggerak, tetapi secara serta merta juga perlu memahami tentang posisi kontrol. 

Terdapat 5 posisi kontrol yang biasanya dilakukan oleh guru dalam pendampingan terhadap murid seperti sebagai penghukum, pembuat orang merasa bersalah, teman, pemantau dan manager. Dari posisi kontrol ini guru harus memposisikan diri sebagai manager. Manager berarti guru melakukan pendampingan untuk memerdekakan serta memandirikan murid. 

Manager memberi keleluasaan kepada murid menemukan dirinya dan kemudian mempertanggung jawabkan permasalahan yang dihadapi serta kemudian dapat mencari solusi terbaik. Dalam arti ini maka nilai-nilai guru penggerak seperti mandiri, inovatif, kolaboratif, kreatif dan berpihak pada murid berkaitan dengan posisi kontrol manager. Seorang guru yang memiliki kualitas manager berarti dapat menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak baik dalam komunitas kelas, sekolah dan masyarakat.

Untuk menempatkan diri sebagai manager yang baik tentu guru juga harus dibekali dengan kemampuan memahami rupa-rupa kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia tersebut yaitu kebutuhan bertahan hidup (survival), cinta dan kasih sayang (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun) dan kekuasaan (power). 


Kebanyakan guru mengalami kesulitan menuntun murid karena tidak memiliki pengetahuan atau kurang memahami kebutuhan dasar manusia. Guru seperti petani perlu pendekatan, mencari tahu dengan cermat apa kebutuhan anak sebab masing-masing anak kebutuhannya berbeda. Ada yang butuh disiram, ada yang butuh pemeliharaan, tambahan pupuk dan lain sebagainya.

Terkait dengan permasalahan yang dialami murid, guru sebagai pendidik dapat mempraktikkan segitiga restitusi. Apa itu segitiga restitusis? Segitiga restitusi adalah cara menanamkan disiplin positif pada murid yang lahir dari dalam diri (intrinsik) dan bukan karena pengaruh dari luar (ektrinsik). Restitusi adalah proses menciptakan kondisi supaya murid dapat memperbaiki kesalahan mereka dan pada akhirnya dapat kembali lagi ke kelompok mereka dengan nilai karakter yang lebih kuat.

Sebagai guru apalagi guru penggerak kita dapat memberi dampak secara positif untuk rekan guru dan juga dalam pembelajaran di kelas. Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah, guru, pegawai dan murid menjadi mimpi selanjutnya dalam upaya menuntun dan memberi pendampingan. Menjadi agen perubahan adalah hal yang tidak mustahil lagi untuk kita lakukan. 

Tidak menunggu tetapi langsung dengan praktik nyata. Bersama dengan rekan guru dan murid secara nyata sebagai langkah awal dapat membuat  keyakinan kelas dan sekolah. Nilai seperti pengembangan karakter (Profil Pelajar Pancasila), budaya dan perasaan bahagia sebagai visi impian dapat diterapkan di lingkungan belajar kelas dan sekolah.

Terdapat 2 hal untuk realiasi disiplin positif yang dapat dipraktikkan dalam lingkungan sekolah dan kelas. Sosialisasi dan praktik langsung baik dalam kelas dan sekolah dengan melibatkan kepala sekolah, rekan guru, pegawai dan murid. Lebih jelasnya langkah yang akan dilakukan: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun