Terus terang saya sedih juga melihat lapak kang Mukti Ali kosong. Beliau adalah kompasianer teraktif 2010. Semua tulisan beliau sudah dihapus. Semua kenangan indah serasa hilang begitu saja. Saya tak tahu kenapa. Mungkin kecewa dengan admin kompasiana. Akh, itu hanya dugaan saya saja. Yang jelas, saya kehilangan beliau yang selalu menyapa teman-teman dengan berbagai tulisannya selama menjadi TKI di negeri Arab.
Ingin rasanya saya menghapus juga semua postingan saya di kompasiana. Sebab banyak sahabat dan teman dekat hilang satu persatu dari rumah sehat ini. Bang ASA, salah seorang kompasianer terpopuler juga menghilang. Mbak Mariska Lubis, pakar seks juga ikutan menghilang. Bahkan terakhir saya dengar kabar di lapak Zuragan Qripik kalau mad mizan pun hengkang. Hmmm...saya sedih sekali.
Haruskah kebersamaan kita menghilang di tahun 2011 ini? Haruskah kebersamaan kita yang jauh serasa dekat hanya tinggal kenangan? Ada apa ya? Apakah mereka kecewa dengan wajah baru kompasiana?
Suatu hari kang Mukti Ali menelepon saya. Beliau katakan ada di bandung. Saya senang sekali mendengar suaranya. Sebab kami belum pernah bertemu sama sekali di dunia maya. Ingin rasanya saat itu bertemu dengan beliau. Ingin rasanya saya langsung meluncur ke kota bandung. Namun apa daya pekerjaan sekolah tak bisa saya tinggalkan. Saya pun hanya bisa bicara dengan beliau melalui pesawat telepon. sayangnya, saya lupa menyiman nomor ponselnya.
Kang Mukti Ali, kenapa engkau tinggalkan kompasiana? Mohon kasih tahu saya. Baik lewat japri atau lewat lapak saya ini.
Bagi anda pembaca kompasiana yang tahu apa sebabnya, mohon saya dikirimkan alamat email atau no. telephon kang Mukti Ali.
Kang mukti Ali, jangan tinggalkan omjay ya! Baik di dunia maya maupun nyata. Biar bagaimanapun kita pernah saling berdekatan dan mejeng bersama sebagai kompasianer teraktif 2010. Semoga ada teman yang mengabari saya soal ini.
salam Blogger Persahabatan
