Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah 17 + 8 Tuntutan Rakyat Indonesia

5 September 2025   13:44 Diperbarui: 5 September 2025   13:44 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omjay guru blogger indonesia/dokpri

Inilah 17+8 Tuntutan Rakyat: Suara Hati Bangsa yang Tak Boleh Diabaikan. Semoga dapat dibaca pembaca setua kompasiana dalam kisah omjay kali ini.

Indonesia lahir dari sebuah perjuangan panjang. Darah, air mata, dan pengorbanan para pahlawan menjadi fondasi berdirinya negara yang kita cintai ini. Namun, setelah merdeka lebih dari 79 tahun, suara rakyat masih kerap terabaikan. Di tengah hiruk pikuk pembangunan, pergantian pemimpin, hingga derasnya arus globalisasi, ada jeritan hati yang menggema: tuntutan rakyat.

Belakangan ini, istilah "17+8 Tuntutan Rakyat" kembali ramai diperbincangkan di berbagai forum diskusi, media sosial, hingga ruang-ruang aktivisme. Istilah ini bukan sekadar kumpulan kata, melainkan representasi dari keinginan rakyat agar pemerintah benar-benar hadir untuk mereka.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam apa itu 17+8 Tuntutan Rakyat, bagaimana sejarah lahirnya, serta mengapa penting untuk dibaca dan dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia.

Sejarah Singkat Lahirnya 17+8 Tuntutan Rakyat

Gerakan rakyat di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak masa penjajahan Belanda, rakyat sudah terbiasa menyuarakan aspirasi lewat berbagai cara: petisi, perlawanan, hingga organisasi pergerakan. Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, suara rakyat semakin nyaring dalam bentuk demonstrasi, resolusi, dan tuntutan politik.

Istilah 17 Tuntutan Rakyat mulai populer pada era reformasi, akhir 1990-an, ketika mahasiswa dan rakyat berbondong-bondong menuntut perubahan. Saat itu, ada 17 poin penting yang mereka usung, mulai dari penegakan hukum, pemberantasan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN), hingga pemerataan kesejahteraan rakyat.

Seiring perjalanan waktu, situasi dan tantangan bangsa berkembang. Era globalisasi, digitalisasi, serta ketimpangan sosial-ekonomi melahirkan aspirasi baru. Maka kemudian lahirlah 8 Tuntutan Tambahan yang lebih relevan dengan zaman.

Dengan demikian, 17+8 Tuntutan Rakyat adalah hasil akumulasi sejarah panjang perjuangan rakyat Indonesia:

Dari Petisi 50 yang menentang otoritarianisme Orde Baru.

Dari Aksi Mahasiswa 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto.

Dari gerakan buruh, petani, dan nelayan yang memperjuangkan hak-hak mereka.

Hingga ke gerakan literasi digital, kebebasan pers, dan tuntutan demokrasi milenial di era media sosial.

Inilah sebabnya, 17+8 Tuntutan Rakyat bukan sekadar slogan, tetapi dokumen hidup yang terus diperbarui sesuai kebutuhan rakyat.

17 Tuntutan Rakyat

1. Tegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Rakyat menuntut agar hukum tidak hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Koruptor, pejabat nakal, dan pengusaha culas harus dihukum seberat-beratnya.

2. Berantas korupsi sampai ke akar-akarnya.
Korupsi adalah penyakit kronis negeri ini. Uang rakyat yang seharusnya untuk pendidikan dan kesehatan sering kali raib karena ulah oknum pejabat.

3. Turunkan harga kebutuhan pokok.
Harga beras, minyak goreng, daging, dan sembako lain kerap melambung. Padahal rakyat kecil sangat bergantung pada stabilitas harga untuk bertahan hidup.

4. Perbaiki sistem pendidikan.
Biaya sekolah dan kuliah masih memberatkan. Banyak anak bangsa cerdas harus putus sekolah karena tidak mampu. Pendidikan seharusnya mudah, murah, dan merata.

5. Layanan kesehatan gratis dan merata.
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan di pelosok masih jauh dari kata layak. BPJS sering dikeluhkan. Rakyat menuntut layanan kesehatan yang manusiawi.

6. Sediakan lapangan kerja layak.
Pengangguran masih tinggi, sementara lapangan kerja formal semakin sempit. Rakyat ingin adanya kebijakan nyata dalam menciptakan pekerjaan.

7. Naikkan upah buruh sesuai kebutuhan hidup layak.
Buruh sering diperas tenaganya, tetapi gajinya jauh dari cukup. Kenaikan upah adalah hak, bukan sekadar tuntutan.

8. Hentikan kriminalisasi terhadap aktivis dan rakyat kecil.
Suara kritis sering dibungkam. Demokrasi seharusnya menjamin kebebasan berpendapat.

9. Perkuat kedaulatan pangan.
Rakyat ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri tanpa bergantung berlebihan pada impor pangan.

10. Lindungi lingkungan dari eksploitasi.
Hutan, laut, dan tanah terus dieksploitasi demi keuntungan segelintir orang. Anak cucu akan menanggung akibatnya jika negara abai.

11. Perkuat koperasi dan UMKM.
Rakyat kecil bertahan hidup dari usaha kecil. Mereka butuh akses modal dan pasar, bukan ditenggelamkan produk asing.

12. Transparansi anggaran negara.
Uang pajak rakyat harus jelas arahnya. Jangan ada lagi proyek siluman dan mark-up anggaran.

13. Stop utang luar negeri yang membebani generasi mendatang.
Utang besar hanya akan menjerat rakyat di masa depan. Kemandirian ekonomi adalah harga mati.

14. Perbaiki transportasi publik yang murah dan layak.
Transportasi publik harus bisa diakses oleh rakyat miskin, bukan hanya kelas menengah.

15. Tingkatkan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI).
Banyak TKI diperlakukan tidak manusiawi di negeri orang. Pemerintah harus hadir membela mereka.

16. Wujudkan pemerintahan yang bersih dan transparan.
Tidak ada lagi politik uang, nepotisme, dan jabatan untuk kepentingan kelompok.

17. Jaga kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman.
Rakyat ingin Indonesia benar-benar merdeka, tidak menjadi boneka negara besar atau korporasi asing.

8 Tuntutan Tambahan

1. Jamin kebebasan pers dan akses informasi yang sehat.
Media harus bebas dari tekanan politik dan kepentingan oligarki.

2. Atasi kesenjangan digital.
Internet murah dan merata adalah hak rakyat, bukan hanya di kota tetapi juga desa.

3. Lindungi generasi muda dari dampak negatif media sosial.
Pemerintah harus hadir dengan edukasi literasi digital, bukan sekadar pemblokiran sepihak.

4. Berikan subsidi energi yang adil.
Harga listrik, gas, dan BBM harus berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya perusahaan besar.

5. Perkuat ketahanan pangan berbasis lokal.
Produk lokal harus diberdayakan, bukan dimatikan oleh impor.

6. Perlindungan hukum bagi petani dan nelayan.
Mereka adalah tulang punggung bangsa. Jangan biarkan kalah melawan korporasi besar.

7. Partisipasi rakyat dalam perumusan kebijakan.
Rakyat ingin dilibatkan, bukan hanya dijadikan objek pembangunan.

8. Bangun sistem jaminan sosial yang menyeluruh.
Dari lahir hingga meninggal, rakyat berhak mendapat perlindungan negara.

Mengapa Tuntutan Ini Penting Diketahui Rakyat?

Ada tiga alasan utama:

1. Inilah suara hati rakyat sendiri. Jika tidak dipahami, maka jeritan itu akan hilang ditelan kebisingan politik.

2. Pengingat bagi pemerintah. Bahwa jabatan hanyalah amanah untuk menyejahterakan rakyat, bukan memperkaya diri atau kelompok.

3. Kompas moral bangsa. 17+8 Tuntutan Rakyat bisa menjadi pedoman bagi partai politik, ormas, aktivis, hingga akademisi agar tidak kehilangan arah.

Suara Omjay: Guru Blogger Bicara untuk Rakyat

Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau akrab disapa Omjay, seorang guru blogger Indonesia, menegaskan:

> "Tuntutan rakyat ini bukan sekadar daftar panjang, tapi jeritan hati. Guru, buruh, petani, nelayan, semua sama-sama ingin hidup layak. Kalau pemerintah menutup mata, sejarah akan mencatat bahwa mereka gagal mendengar suara rakyatnya."

Omjay juga mengingatkan bahwa guru pun termasuk bagian dari rakyat yang menuntut kesejahteraan. Pendidikan berkualitas hanya bisa lahir jika guru diberi penghargaan dan kesejahteraan yang layak.

Penutup: Saatnya Rakyat Bersatu

17+8 Tuntutan Rakyat bukanlah senjata untuk melawan negara, melainkan pengingat. Negara ada karena rakyat, bukan sebaliknya. Jika tuntutan ini diabaikan, jurang antara rakyat dan penguasa akan semakin lebar.

Sejarah telah membuktikan: setiap kali rakyat bersatu, perubahan besar terjadi. Dari proklamasi kemerdekaan 1945 hingga reformasi 1998, suara rakyatlah yang menjadi penentu arah bangsa.

Kini, tugas kita bersama adalah membaca, memahami, dan menyuarakan kembali tuntutan rakyat dengan cara damai, cerdas, dan konsisten. Merdeka bukan hanya bebas dari penjajahan asing, tapi juga bebas dari penindasan di negeri sendiri.

Sudah saatnya 17+8 Tuntutan Rakyat dijadikan pedoman utama pembangunan bangsa. Karena sejatinya, kekuatan terbesar sebuah negara bukan pada kekuasaan elitnya, melainkan pada persatuan dan suara rakyatnya.

Penulis: Wijaya Kusumah
Guru Blogger Indonesia dan sekjen ikatan guru informatika pgri

Omjay guru blogger indonesia/dokpri
Omjay guru blogger indonesia/dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun