Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tunjangan Profesi Guru Jangan Sekadar Diperjuangkan, Tapi Harus Dijaga Dan Dimenangkan

10 Juli 2025   09:21 Diperbarui: 10 Juli 2025   09:21 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omjay guru blogger indonesia/dokpri

"TPG: Jangan Sekadar Diperjuangkan, Tapi Harus Dijaga dan Dimenangkan". Inilah kisah Omjay atau Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay), Guru Blogger Indonesia.

Di tengah derasnya arus perubahan kebijakan pendidikan, satu hal yang tak boleh terlewatkan adalah kesejahteraan guru. Salah satu bentuk nyata dari penghargaan negara terhadap dedikasi guru adalah Tunjangan Profesi Guru (TPG). Namun kini, tunjangan yang dulu dijanjikan sebagai penguat profesionalisme guru itu, kembali menjadi titik krusial dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas).

Ketua Umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, dalam berbagai forum dan pesan pribadi yang beredar di kalangan pengurus dan anggota PGRI menyampaikan bahwa perjuangan mempertahankan TPG sangatlah berat.

> "Saya harus punya argumentasi yang kuat, baik secara akademik, hasil riset maupun kinerja. Mohon doa, sedang saya siapkan."
"Semalam sampai malam sekali. Bukan hanya membahas guru, tapi semuanya. Sehingga kami tetap kontributif, bukan hanya memikirkan diri sendiri."

Perjuangan mempertahankan TPG minimal setara 1x gaji pokok bukan sekadar retorika. Ini adalah upaya menjaga martabat guru di seluruh Indonesia. Seorang anggota PGRI dengan jelas mengungkapkan:

"Dari sisi kesejahteraan, TPG 1x sudah menjadi standar minimal. Karena tidak semua daerah memberi tunjangan tambahan. TPG adalah bentuk keadilan kesejahteraan bagi guru di seluruh tanah air."

Dan memang benar, guru di daerah terpencil hingga kota besar bergantung pada TPG sebagai penyangga kehidupan. Ketika negara tak mampu menyamaratakan insentif daerah, maka kehadiran TPG menjadi tali penyelamat yang adil bagi semua guru di nusantara.

Sebagai seorang guru dan saksi sejarah panjang perjuangan TPG, saya, Omjay, ingin menyampaikan bahwa:

"TPG adalah hasil perjuangan panjang dan berdarah-darah. Jangan sampai dilemahkan oleh perubahan kebijakan yang tidak berpihak pada guru. Kalau negara serius ingin memajukan pendidikan, jangan ganggu hak guru. Justru perkuatlah. Berikan penghargaan yang layak, karena di tangan gurulah masa depan bangsa ini digenggam."

Saya sendiri merasakan betapa TPG membantu kehidupan keluarga para guru. Dengan TPG, banyak guru yang bisa membiayai pendidikan anak, memperbaiki rumah, bahkan menunaikan ibadah umrah dan haji. Tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk membeli buku, laptop, atau alat penunjang belajar. TPG bukan kemewahan, tapi nafas tambahan bagi para pejuang pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun