"Perut buncit itu seksi". Begitulah kata seorang kawan guru yang mengikuti kegiatan saksi. Beliau menyampaikan itu ketika pak Erwin marwiansyah mengirimkan foto kenangan kegiatan saksi beberapa waktu lalu.
Apa itu saksi? Saksi adalah studi dan apresiasi kepemimpinan siswa Indonesia yang dilakukan di SMP Labschool Jakarta. Setiap tahun kami melakukan kegiatan saksi ke pusat latihan tempur Kostrad TNI AD di gunung Sanggabuana di Karawang Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh siswa kelas 7 SMP Labschool Jakarta.
Bagi guru yang berperut buncit agak susah naik ke atas. Perlu 230 anak tangga yang harus dilewati. Akhirnya guru yang berperut buncit naik sepeda motor atau mobil menuju atas Sanggabuana Karawang Jawa Barat.
Buat guru atau panitia saksi yang berbadan langsing sangat mudah naik ke atas gunung Sanggabuana Karawang Jawa Barat. Mereka bergerak sangat lincah sekali. Inilah guru penggerak sesungguhnya. Sebab gerakannya sangat lincah ke sana kemari membawa barang semua siswa yang tertinggal di bawah.
Jadi memang harus diakui. Perut buncit itu memang seksi. Bila tidak berpergian kemana-mana. Tapi kalau untuk naik gunung, inilah susahnya. Sebab guru yang berperut buncit pasti akan tarik nafas dan akhirnya kalah dengan mereka yang berperut langsing.
Omjay sendiri pernah merasakannya ketika anak Omjay masih kecil-kecil. Mereka sangat senang sekali tidur di perut buncit Omjay. He-he-he.
Kata mereka perut buncit ayahnya kayak bantal. Jadi bisa ditiduri kedua anaknya. ha-ha-ha
Sekarang kedua anak Omjay sudah besar. Perut Omjay yang dulu buncit sudah mulai rata kembali seperti dulu. Omjay mengurangi makan malam dan banyak berjalan kaki. Alhamdulillah perut Omjay yang dulu buncit sekarang sudah terlihat rata. Hihihihi.
Tapi terkadang suka membesar kembali kalau Omjay jarang gerak dan olahraga. Oleh karenanya Omjay berusaha untuk berolahraga dengan berjalan kaki ke masjid.Â
Kebersihan eh kebetulan jarak rumah Omjay dan masjid agak jauh. Jadi lumayan buat olahraga jalan kaki. Lumayan juga bisa jalan kaki lebih dari 5000 langkah setiap hari.
Memang tidak enak punya perut buncit. Omjay pernah mengalaminya sebagai seorang laki-laki yang sudah terlihat sukses ha-ha-ha. Tubuh Omjay semakin gemuk dan kalau ketemu teman lama dianggap sudah sukses. Sebab ketika mahasiswa dulu Omjay langsing banget dan ganteng. Makanya banyak mahasiswi yang suka.Â
Maksudnya suka nimpukin Omjay dan suka nagih hutang. Sebab Omjay suka ngutang buat makan siang he-he-he.
Tapi itu dulu waktu jaman presiden Soeharto. Omjay juga belum punya istri. Jadi belum ada yang ngurusin Omjay. Sekarang istri sukses membuat Omjay gemuk dan bertubuh seksi. kata anak-anak Omjay mirip paman gembul di majalah bobo yang suka mereka baca.
Kata tetangga istri Omjay gak bisa ngurusin Omjay. Katanya bisanya kegemukan suami dengan makan dan minuman lezat, sebab istri Omjay pintar memasak.
Memang harus diakui sih punya perut buncit itu kagak enak. Tapi kata kedua anak Omjay, Intan dan Berlian itu seksi. Kata mereka kalau nanti dewasa mau punya suami kayak ayahnya. Sebab perutnya bisa ditiduri kedua anaknya. Ha-ha-ha
Omjay harus mengakui punya perut buncit itu membuat tubuh menjadi tidak sehat. Omjay sekarang punya yang namanya penyakit diabetes atau gula. Jadi mulai hati-hati dalam memilih makanan dan minuman. Istri juga lebih selektif memilih makanan dan minuman di rumah. Kalau ada yang manis dan berlemak, langsung disingkirkan dari muka Omjay.
Sekarang Omjay banyak makan buah segar dan buah-buahan ada di dalam kulkas. Kalau lapar Omjay lebih banyak makan buah yang ada di lemari kulkas. Buah dan sayuran sebaiknya banyak dimakan supaya sehat.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang topik pilihan Kompasiana dengan tema perut buncit. Pesan Omjay kepada kawan-kawan kompasiana. Jagalah perutnya jangan sampai buncit. Terus menjaga kesehatan dengan rutin berolahraga. Kalau berat badan terasa sudah naik, maka lakukan diet ketat dan berolahraga. Atur pola makan sehat sesuai dengan petunjuk dokter agar tubuh kita sehat dan kuat.
Salam blogger persahabatan
Omjay
