Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak Itu Suka Membaca dan Menulis

23 Februari 2023   11:25 Diperbarui: 23 Februari 2023   11:41 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru penggerak itu suka membaca dan menulis. Sebab untuk bisa lolos ke tahap wawancara, guru penggerak versi kemdikbudristek, guru harus mampu menuliskan pengalamannya berbentuk essai. 

Soalnya susah dicontek, walaupun kita sudah tahu bocorannya. Oleh karena itu guru penggerak harus banyak belajar dari pengalamannya sehari-hari. Lakukan aksi nyata dengan terus membaca dan menulis setiap hari.

Orang bijak mengatakan, "Belajar adalah sebuah perjalanan: dari fakta ke pengetahuan, lalu ke pemahaman dan akhirnya kebijaksanaan." Ayo terus belajar sepanjang hayat. Jangan kasih kendor. Motivasi internal harus tumbuh dari dalam diri kita.

Jadikan menulis dan membaca sebagai sebuah kebutuhan seperti halnya makan dan minum. Jadikan kritik sebagai "vitamin" kehidupan agar engkau menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari. 

Nadiem Makarim, mendikbudristek mengatakan:

Nadiem Makarim bersama guru SD-nya ibu Betti /dokpri
Nadiem Makarim bersama guru SD-nya ibu Betti /dokpri

“Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama” (Nadiem Makarim).

Teruslah melakukan perubahan. Mulailah dengan rajin membaca dan menuliskan kembali apa yang kita baca. Malas membaca akan membuatmu lumpuh menulis. Teruslah belajar sampai ajal menjemputmu. Kami belajar bersama di KBMN PGRI.

Dokpri 
Dokpri 

Kematian pasti akan datang menghampiri kita. Cepat atau lambat dia datang tak diundang. Sebuah kebijakan akan kita rasakan kenikmatannya, bila kita mampu mengatasinya dengan kebajikan. Teruslah berbuat baik kawan, sebab orang baik itu rezekinya baik dan mati dalam keadaan yang baik. 

Dokpri 
Dokpri 

Banyak orang baik yang akan mengantarkanmu ke liang kubur. Banyak malaikat yang akan menyambut kedatanganmu. Mereka menyalamimu dan berkata, "Selamat datang orang baik dan bijaksana".

Seperti yang sebelumnya telah berkali-kali Omjay sampaikan, belajar hanya akan bermakna jika bapak/ibu dapat menerapkannya dalam konteks pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari. Setiap masalah pasti ada solusinya. Setiap penyakit pasti ada obatnya.

Dokpri 
Dokpri 

Oleh karena itu, langkah awal yang diambil akan menjadi sangat penting. Mulailah dengan langkah kecil, sedikit demi sedikit. Lama-lama menjadi bukit. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Bersiaplah untuk kesalahan dan ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, namun bertahanlah dan segera lakukanlah refleksi diri. Akan lahir buku solo dan antologi dari kerja cerdas membaca dan menulis setiap hari. Seperti buku yang dipegang oleh ibu Leni Priska ini.

Dokpri 
Dokpri 

Dekatkan  dirimu kepada penguasa langit dan bumi. Kesalahan yang dibuat seharusnya dapat meningkatkan keterampilan kita dalam memecahkan masalah. Riset atau penelitian membuktikan bahwa belajar dari kesalahan memiliki potensi untuk meningkatkan keterampilan metakognisi Anda.

Tingkatkan terus efikasi diri Anda, karena Anda akan merasa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan pekerjaan Anda dengan baik. Jadi, tetaplah semangat! Jadilah Guru Tangguh Berhati Cahaya. Anda akan menemukan arti ikhlas yang sebenarnya.


Kecanggihan teknologi tak akan bisa anda hindari. Digitalisasi merupakan keniscayaan. Siapa pun tak bisa mengelak sehingga lembaga pendidikan dimana bapak ibu guru berada di dalamnya, harus menyadari untuk memulai 'onboarding' ke flatform digital. Suka atau tidak suka anda harus belajar bersama aplikasi Chat GPT. 

Anda harus mulai terbiasa dengan kecerdasan buatan atau artifisial intelegen (AI) meskipun terkadang menyakitkan. Ingatlah selalu bahwa guru tidak akan pernah tergantikan dengan teknologi, namun guru yang tak mau belajar teknologi terbaru, akan tertinggal bahkan ditinggalkan oleh murid-muridnya.

dokpri
dokpri

Diskusi di WA Group pagi ini di PGRI sangat menarik hati. Omjay dkk merasa  kondisi pendidikan kita tidak dalam kondisi yang benar-benar sehat. Seorang kawan di PGRI menuliskan komentarnya.

Kebijakan pendidikan apa gak seharusnya  benar-benar akademik dan mengurangi  aroma kekuasaan, sehingga pemerintah dalam membuat regulasi tidak saling mengiris  bahkan mengunci antara fakta dan harapan.

Sebagai contoh permendikbud nomor 40 tahun 2021. Dalam permen ini ada fakta dan harapan yang saling mengiris, satu sisi menjadi Kepala Sekolah bagi seorang guru adalah sebuah prestasi, sementara syarat menjadi kepala sekolah akan lebih mudah jika guru tersebut menyandang predikat "Guru penggerak". Permendikbud nomor 6 tahun 2018 yang memproduksi Kepala Sekolah lewat LPPKS otomatis terkunci dengan regulasi ini.

Kalau sudah menentukan menu, maka pilih bahan bakunya dengan benar agar rasanya tidak berubah dari menu yang kita tetapkan. Pogram Guru Penggerak (PGP) arahnya ke profesionalitas guru, KS melaksanakan  manajerial, guru hebat tidak menjamin menjadi KS hebat;

Tulisan yang sangat ilmiah, kritis, dan analitik. Mungkin harapan menjadikan guru penggerak seperti teori-teori yang disampaikan akan terkendala karena guru penggerak dijanjikan iming-iming menjadi Kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Kadisdik. 

Motivasi intrinsik yang telah dibangun dengan susah payah saat pelatihan 9 bulan akan beralih ke reward atau motivasi ekstrinsik. Bukankah  sebaiknya mereka menunjukkan dulu kinerja sebagai alumni PGP? 

Jika mereka beralih menjadi kepala sekolah, maka secara regulasi mereka bukan pendidik lagi,  tetapi tenaga kependidikan. Harusnya, reward diberikan setelah kurun waktu tertentu dengan menunjukkan prestasi kerja. 

LPPk2SPS jangan dulu dihapuskan karena lembaga ini khusus untuk melatih guru menjadi Kepala sekolah atau pengawas. Alumni lembaga ini adalah Kasek dan PS. Hal ini sudah sangat jelas. 

Kalau PGP, produknya Guru Penggerak. Ya, jadi guru dulu. Tunjukkan dulu hasil pelatihannya. Untuk menjadi Kasek Penggerak, cukup bemahi LPPK2SPS dengan program penggerak juga. Namun sekarang rata-rata CGP yang telah menjadi GP diangkat menjadi Kepala sekolah. Padahal programnya menelurkan guru bukan Kepala sekolah. 

Mereka menjadi kehilangan kesempatan menjadi guru penggerak karena sudah menjadi Kasek dan tidak bisa serta merta menjadi Kasek Penggerak karena programnya berbeda. Itulah sedikit diskusi kami di PGRI.

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila (Kemdikbud, 2022). 

Program Guru Penggerak (PGP) bertujuan melahirkan guru yang pembelajar, guru yang mampu menginspirasi guru-guru lainnya, dan guru pemimpin pembelajaran yang melahirkan pelajar Pancasila. Apakah anda punya kriteria lain tentang guru penggerak?

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun