Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Filosofi Ki Hajar Dewantoro yang Wajib Anda Pelajari

3 November 2022   11:31 Diperbarui: 4 November 2022   06:27 2146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopdar RVL di BBGP Yogyakarta/dokpri

Refleksi Filosofi Pendidikan KHD (KI Hajar Dewantara) baru saja Omjay dapatkan materinya. Sungguh sayang kalau hanya disimpan di dalam laptop. Omjay coba menuliskan apa yang Omjay dapat dari Diklat Guru Penggerak. Omjay belum sanggup membuatkan videonya seperti guru penggerak lainnya yang sangat kreatif. Omjay baru bisa bagikan lewat tulisan saja.

Soewardi Soeryaningrat sebelum bergelar Ki Hadjar Dewantara dalam usia 40 tahun, lahir 2 Mei 1889, merupakan cucu Paku Alam III. Hari kelahirannya ditabalkan sebagai Hari Pendidikan Nasional tahun 1959. Masa kecil pendidikannya di Pondok Pesantren Kalasan, ELS, Kweesschool (sekolah guru), mundur dan pindah ke Sekolah Kedokteran Stovia–lembaga pendidikan yang di kemudian hari melahirkan tokoh-tokoh kritis dan pejuang kemerdekaan lewat Boedi Oetama.


Tenangkan hati dan pikiran Anda. Lalu berdamai sejenak dengan diri anda sendiri. Pikirkan semua situasi dalam diri untuk hadir seutuhnya di ruang belajar virtual. Begitulah pesan fasilitator kami yang baik hati. Kami memang belum bisa langsung bertemu, karena jarak dan waktu yang memisahkan kita.

Sementara ini kita baru belajar secara virtual. Tujuan kita belajar virtual adalah guru mampu memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran (filosofi pendidikan) Ki Hadjar Dewantara dalam forum diskusi. Kegiatan ini dilaksanakan secara online di sore hari waktu Indonesia bagian Barat. 

Saat lokakarya guru penggerak pertama dilakukan secara offline, Omjay belum bisa hadir secara langsung. Ada undangan kopdar Penulis RVL di BBGP Yogyakarta yang dibuka secara virtual oleh Plt Dirjen GTK Kemdikbud, Prof. Dr. Nunuk Suryani. Di sana omjay bertemu dengan Prof. Dr. Ngainun Naim, dan Dr. Marjuki. Senang sekali bisa kopdar dengan mereka. Kami berfoto mesra di depan aula Ki Hadjar Dewantara.

Setelah kegiatan ini, peserta akan memiliki: Pemahaman reflektif-kritis tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara melalui diskusi virtual dan bersama instruktur mulai menggali pemikiran KHD. Seru sekali diskusinya. Sayang Omjay tak bisa mengikutinya. Sebab ada kegiatan rapat di sekolah.

Kegiatan ini akan memberikan Sikap reflektif-kritis dalam merefleksikan dasar-dasar Pendidikan KHD pada konteks kelas dan sekolah. Guru penggerak diharapkan mampu untuk mengimplementasikannya di kelas. 

Ada 4 Pertanyaan Reflektif yang disampaikan oleh instruktur: 

  • Pikirkan dan tuliskan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)? 
  • Bagaimana perwujudan 'menuntun' yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? 
  • Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman? 
  • Apa relevansi pemikiran KHD "Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak" dalam peran saya sebagai pendidik? 

1. DASAR PENDIDIKAN KHD - MENUNTUN

Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat" (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4). 

"Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak" (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 5). Oleh karena itu, perilaku hidup dan tumbuhnya anak harus kita perhatikan. 

dokpri
dokpri

Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat) (KHD -- Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Desember 1928) 

Menurut ajaran KHD: Kemerdekaan = sifat manusia berbudaya Kemerdekaan punya 2 ciri dasar: 

  • secara lahir bebas 
  • secara batin mandiri 

"Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin itu terdapat dari pendidikan." Merdeka batin - Pendidikan Merdeka lahir -- Pengajaran [KHD, Prasaran #5 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928] 

2. DASAR PENDIDIKAN KHD -- KODRAT ANAK - BERMAIN 

Bermain adalah salah satu kodrat anak Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (Cipta-RasaKarsa/Karya-Pekerti) sudah ada pada diri anak Permainan anak dapat menjadi bagian pembelajaran di sekolah seperti bermain Congklak dan Gobak Sodor.

  • Congklak -- Matematika -- Strategi 
  • Gobak Sodor --Nilai -- Strategi 

Kodrat anak adalah lebih suka Bermain. Biarkan mereka bermain sambil belajar. Biarkan anak menemukan hal baru dalam kegiatan bermain. Masukan pelajaran matematika dan nilai penting dalam permainan sehingga anak bisa mengatur strategi.

Congklak Gobak Sodor BUDI pikiran/kognitif (cipta) perasaan/emosi-relasi (rasa) kemauan/kehendak (karsa) PEKERTI tenaga/perilaku/karya/bakti (raga) 

3. PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK 

Pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak karena hanya dua orang inilah yang dapat "berhamba pada sang anak" dengan semurni-murninya dan se-ikhlas-ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya boleh dibilang cinta kasih tak terbatas (Karya Ki Hajar Dewantara, Pendidikan, halaman 382 -- Buku Kuning). 

'Kowe bakale dak mulya ake selawase' (selamanya engkau akan aku muliakan). Begitulah KHD mengatakan dalam bukunya. 

Pemikiran tentang berhamba pada anak itu tercetus dari suatu penyesalan yang pernah dirasakan oleh Soewardi ketika menghadapi setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan. 

Tangis Asti yang tiada henti-hentinya dirasakan sebagai suatu hambatan yang mengganggu tugasnya. Lalu dengan serta merta diseretnya anak itu keluar, dan tanpa berpikir panjang, dibiarkannya Asti kecil menangis di balik hempasan pintu rumah. 

Salju yang berjatuhan di jendela tiba-tiba menyadarkan kekalutan pikirannya. Dia lari secepatnya, lalu dibukanya pintu . . . dan Asti sudah tampak biru, menggigil kedinginan. Soewardi menyesal, sangat menyesal. 

Sambil memeluk anaknya yang sedang tersengal-sengal berurai air mata itu, terucaplah kata kasih sepenuh hati: "Kowe bakale dak mulya ake selawase" Artinya: "Selamanya engkau akan aku muliakan."

Tuhan mendengar kata umat-Nya. Apa yang akan terjadi, terjadilah. Asti tidak pernah dapat mengurus dirinya sendiri hingga sekarang; seluruh keluarga selalu berusaha untuk dapat melayani keperluannya. 

Pengalaman Soerwardi menjadi salah satu teori Pendidikan dalam perguruan yang dicita-citakan. (Irna H.N. Hadi Soewita, Soewardi Soerjaningrat dalam Pengasingan, 2019, hal.95-96).

PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA ANAK untuk berhamba pada sang anak. -- Pendidikan yang Berpihak/Berpusat pada Murid. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh guru untuk memberikan pengalaman terbaik bagi murid-muridnya.

4. DASAR PENDIDIKAN KHD -- BUKAN TABULA RASA 

"Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa" Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan Pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan) Pertanyaannya: bagaimana menebalkannya? 

BUKAN TABULA RASA Menebalkan laku anak dengan kekuatan konteks diri anak dan sosio-kultural/budaya 

dokpri
dokpri
"KHD berpesan, pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pada hal ini, kebudayaan dan pendidikan adalah satu kesatuan yang utuh. Kebudayaan yang dimaksud adalah sebuah peradaban, sebuah cita-cita masyarakat yang ingin kita bentuk sebagai sebuah bangsa, mimpi kita sebagai bangsa, itu semua kita semaikan benihnya, kita mulai kerjakan, dari apa yang kita kerjakan di pendidikan." Itulah Refleksi Dirjen GTK Iwan Syahril atas pemikiran KHD yang disampaikan dalam sebuah acara seminar .

5. DASAR PENDIDIKAN KHD -- BUDI PEKERTI 

"Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat" (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.6, paragraph 3). 

Budi: pikiran-perasaan-kehendak/kemauan Pekerti: tenaga Cipta + Rasa + Karsa/Karya + Pekerti (tenaga) Keseimbangan (keselarasan) Hidup Contohnya pada permainan Gamelan & Menenun.

Budi pekerti ini harus terus menerus disampaikan kepada murid agar mereka memiliki budi pekerti yang luhur. Guru harus memberikan keteladanan agar budi pekerti bisa diikuti oleh muridnya dengan baik.

6. DASAR PENDIDIKAN KHD -- PETANI 

Perlu diketahui. . .seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam jagung misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.2, paragraph 1).

Ajak murid untuk melihat cara menanam yang baik. Perhatikan tanaman itu tumbuh dan menghasilkan untuk dikonsumsi manusia.

 

7. RELEVANSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD -- PESAN KUNCI 

"Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat" 

Ki Hadjar Dewantara Pendidikan Abad XXI Menuntun Kolaborasi, Kritis-Reflektif, Komunikasi, Kreatif, Inovatif Selamat dan Bahagia Wellbeing .

Masa Depan -- murid Humanis (penuh kasih sayang, hati yang bersih, jujur) yang Selamat & Bahagia (student wellbeing ).

Masa Kini -- Pendidikan Gotong Royong (Kolaboratif -- Reflektif -- Kritis). 

Masa Lampau -- Pendidikan yang Menuntun. 

8. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN KHD -- PESAN KUNCI 

  • Guru dan murid berkolaborasi untuk menginisiasi/menciptakan kedalaman (rasa takdjub dan kasmaran) spiritual, intelektual dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia (Pengembang Modul 1.1) .
  • Siswa dan guru merdeka belajar yang berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-masing untuk mewujudkan student wellbeing (Ngakan Putu Suarjana (Pengawas) -- Dinas Pendidkan Karangasem, Bali (catatan: kata wellbeing dalam bahasa KHD -- Selamat dan Bahagia; di Program Gubernur Jawa Barat, Jabar Masagi disebut BAGDJA) .

Ada 4 Pertanyaan Reflektif: 

  • Pikirkan dan tuliskan satu pengalaman Anda terkait proses pembelajaran yang merefleksikan (mencerminkan) pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD)? 
  • Bagaimana perwujudan 'menuntun' yang saya lihat dalam konteks sosial budaya di daerah saya? 
  • Mengapa Pendidikan Indonesia perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman? 
  • Apa relevansi pemikiran KHD "Pendidikan yang berhamba (berpihak) pada anak" dalam peran saya sebagai pendidik? 

Demikianlah sedikit kisah omjay hari ini. Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat buat pembaca kompasiana. Mari kita lakukan refleksi tentang filosofi KHD yang sudah dilakukan di kelas kita. PENDIDIKAN ADALAH MENUNTUN KEKUATAN KODRAT ANAK. Itulah pesan Ki Hajar Dewantara.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

docJay/dokpri
docJay/dokpri

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun