Mohon tunggu...
Endiarto Wijaya
Endiarto Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Padawan

Menulis dan memotret kehidupan nyata adalah kegemaran saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baju Safari Warna Hitam Untuk Apa?

7 April 2011   03:12 Diperbarui: 4 April 2017   17:43 20058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_100196" align="alignleft" width="267" caption="diunduh dari www.hotfrog.co.id"][/caption] Lebih dari satu dekade lalu, setelan baju safari warna hitam lazimnya hanya dipakai sebagai busana kerja bagi orang-orang yang berprofesi sebagai aparat keamanan dari instansi-instansi tertentu. Tidak sembarang orang bisa memakai setelan safari warna hitam pada masa itu sehingga pakaian tersebut seolah – olah memancarkan nuansa kewibawaan yang tinggi. Namun nampaknya saat ini telah terjadi suatu pergeseran nilai atau mungkin “desakralisasi” setelan safari warna hitam. Dewasa ini setelan baju tersebut lazim dikenakan oleh orang-orang yang berprofesi bukan sebagai aparat keamanan dari instansi-instansi tertentu.

Sekarang di mana-mana keberadaan orang-orang berpakaian setelan baju safari warna hitam sangat mudah diketemukan. Di mall-mall dan berbagai pusat pertokoan moderen, keberadaan orang-orang berpakaian baju safari warna hitam kerap kita temui. Mereka bukan anggota aparat keamanan dari institusi pemerintahan melainkan petugas Satuan Pengamanan atau lazim dikenal sebagai Satpam. Nampaknya telah terjadi metamorfosa pada seragam dinas Satpam, sehingga seragam yang resminya putih biru dan setelan biru tua telah mulai banyak yang berganti menjadi setelan baju safari warna hitam.

Selain di mall-mall dan berbagai pusat pertokoan moderen, orang-orang berbaju safari warna hitam juga makin lazim ditemui di jalan-jalan. Serupa dengan orang-orang bersafari hitam yang lazim ditemui di mall-mall, orang-orang berbaju safari hitam yang mulai lazim dilihat di jalanan ternyata kebanyakan bukan aparat keamanan resmi dari institusi pemerintah. Saat ini sudah bukan rahasia lagi jika para warga sipil yang bekerja pada berbagai kantor leasing berkeliaran di jalan raya dengan mengenakan setelan baju safari warna hitam. Orang-orang bersafari hitam ini biasanya bertugas untuk mencari dan menangani kendaraan yang terlambat pembayaran angsuran kreditnya atau dalam istilah hukumnya adalah wanprestasi/ ingkar janji terhadap perjanjian yang tertulis pada dokumen kredit. Dengan berbekal buku-buku tebal bersisi daftar tanda nomer kendaraan kreditan yang bermasalah, mereka mengawasi satu persatu kendaraan yang lewat bak detektif memburu penjahat.

Entah apa yang menjadi pertimbangan utama untuk mengganti seragam Satpam di berbagai pusat pertokoan dari setelan putih biru atau setelan biru tua menjadi setelan safari warna hitam. Pertimbangan yang melatarbelakangi pemakaian setelan safari warna hitam oleh para karyawan perusahaan leasing yang beroperasi di jalanan juga kurang jelas. Meskipun demikian, satu hal yang dapat dianalisa dari pemilihan baju safari warnahitam oleh kedua pelaku profesi di atas adalah adanya unsur kewibawaan maupun keangkeran yang terkandung di balik safari warna hitam.

Kadang-kadang sebagai sesama warga sipil saya ingin tertawa terbahak-bahak melihat para Satpam dan para karyawan leasing yang juga orang-orang sipil itu bergaya bagaikan aparat keamanan dari instansi tertentu. Apakah Satpam terlihat lebih angker dengan mengenakan setelan baju safari warna hitam? Apakah para karyawan perusahaan leasing itu merasa ditakuti orang hanya karena mengenakan setelan baju safari warna hitam?

Hemat saya sebagai orang sipil yang awam, baik Satpam dan para karyawan leasing yang lazim ditemui di jalan-jalan sebenarnya mengemban fungsi pelayanan di balik profesi yang diembannya. Satpam memang petugas keamanan, tetapi ketika mereka bertugas di suatu pertokoan moderen, aspek pelayanan pelanggan (customer service) juga melekat dalam profesi mereka. Tak perlulah mereka berpenampilan angker dengan mengenakan setelan baju safari warna hitam. Jika memang para Satpam itu dipandang membutuhkan seragam alternatif selain seragam resmi Satpam yang putih biru dan setelan biru tua, mengapa tidak dipilih warna lain yang lebih bernuansa jiwa pelayanan pelanggan, misalnya seragam kemeja batik atau pakaian tradisional yang lebih memancarkan semangat pelayanan pelanggan melalui penciptaan situasi keamanan yang kondusif?

Sedangkan terhadap para karyawan leasing yang lazim terlihat sedang menjalankan tugasnya di jalan raya juga perlu dilakukan evaluasi terkait kemanfaatan pemakaian baju safari warna hitam. Para karyawan leasing yang tugas utamanya adalah menangani konsumen yang terlambat membayar kredit kendaraan ini juga perlu lebih mengedepankan aspek pelayanan pelanggan dalam pekerjaannya. Alih-alih mengenakan safari warna hitam untuk menciptakan nuansa keangkeran, mereka perlu mengganti seragamnya dengan warna lain yang lebih memancarkan nuansa pelayanan pelanggan (customer service). Tak ada salahnya jika para karyawan leasing di jalanan ini diganti saja dengan seragam batik atau baju tradisional semacam surjan dan beskap Jawa. Ini bukan dimaksudkan untuk menciptakan lelucon yang tidak lucu. Tetapi patut diingat bahwa tugas para karyawan leasing yang menangani permasalahan angsuran kredit kendaraan bermotor adalah bukan untuk menakut-nakuti orang lain. Konsumen yang terlambat membayar kredit tak perlu ditakut-takuti. Seperti ketika mereka mendapat pelayanan ramah pada pembuatan akad kredit, penanganan pembayaran kredit bermasalahpun mesti ditangani dengan ramah tamah tanpa memasang keangkeran dengan berbusana setelan safari warna hitam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun