Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mengenal Nyai Ontosoroh, Mentor Minke di "Bumi Manusia"

24 Juli 2019   06:38 Diperbarui: 25 Juli 2019   16:18 2112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nyai Ontosoroh. Sumber: @flamecroowz

"Di dalam perjuangan, perempuan akan dikorbankan paling dulu, tapi paling akhir dibebaskan." -Nawal El Saadawi- 

Keributan mengenai pembuatan film "Bumi Manusia" oleh sutradara Hanung Bramantyo reda sudah. Bulan depan, tepatnya 15 Agustus 2019 kita bisa menyaksikannya di bioskop di seluruh Indonesia. Mereka yang pro dan kontra bahwa cerita dalam roman "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer tidak pas difilmkan oleh Hanung, bisa membuktikannya. 

Film yang kabarnya berdurasi 3 jam tersebut tentu menjadi babak baru dalam perjuangan kata-kata Pram (panggilan untuk Pramoedya) menentang segala jenis penindasan. Kekhawatiran apakah aktor Iqbaal Ramadhan mampu memerankan tokoh Minke akan terjawab pada hari itu. Sekarang ini, ya sah-sah saja jika merasa penasaran. 

Oke, nggak perlu khawatir tentang kisah penuh dari Minke dalam keempat buku Tetralogi Pulau Buru. Film diadaptasi dari buku pertama yang berjudul "Bumi Manusia" memang berkisah tentang percintaan Minke dan Annelies dalam konteks keduanya memperjuangkan kebebasan sebagai manusia baik itu sebagai pribumi maupun Indo (hasil pernikahan lelaki Belanda dan perempuan pribumi Hindia Belanda). 

"Kalau aku sih lebih khawatir Ine nggak pas memerankan Nyai Ontosoroh," seloroh seorang teman saat mengomentari tulisanku yang berjudul Film "Bumi Manusia" dan "Perburuan" Adalah Tentang Merayakan Pemikiran Pramoedya Ananta Toer. 

Nah, betul banget! Mengapa semua orang seakan lupa untuk menilai cocok atau tidaknya aktris Sha Ine Febriyanti dalam memerankan Nyai Ontosoroh? Pasalnya, para pengagum Nyai Ontosoroh kepalang kepincut dengan Happy Salma yang dianggap pas memerankan sosok perempuan hebat tersebut dalam sebuah pementasan dengan apik. 

Kerisauan ini sama persis dengan pertanyaan apakah Mawar bisa memerankan tokoh Annelies dengan baik, sebab di pikiran sejumlah orang tokoh Annelies si Bunga Penutup Abad yang manja lagi rapuh ini sudah lekat dengan sosok Chelsea Islan. 

Para pecinta Pram cuma ribut soal siapa yang pas atau tidak pas memerankan tokoh Minke. Padahal sejatinya jantung dari Tetralogi Pulau Buru tersebut adalah sosok perempuan keras hati bernama Nyai Ontosoroh alias Sanikem. Perempuan yang mendapat sebutan "Nyai" tersebut merupakan sosok mentor bagi Minke dalam menyuarakan kegelisahannya melihat masalah sosial dan kebangsaan di Jawa kala itu. 

Nyai Ontosoroh pula yang mendorong Minke untuk terus menulis, menikahkannya dengan Annelies puteri kesayangannya, dan setelah kematian Annelies bahkan sang Nyai membiayai sekolah Minke di Batavia. 

Tetralogi Pulau Buru. Sumber: mldspot.com
Tetralogi Pulau Buru. Sumber: mldspot.com
Tetralogi Pulau Buru terdiri dari 4 buku, di mana masing-masing buku memberi titik tekan khas dalam menceritakan kisah tokoh-tokoh dan peristiwa yang terjadi kepada masing-masing tokoh. Serta penanda zaman di era kebangkitan nasional yang digawangi para priyayi terdidik dan menginginkan perubahan sosial atas bangsanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun