Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kevin Aprilio dan 4 Sikap Mental yang Dijalankannya dalam Melunasi Utang Rp 17 Miliar

24 Juni 2019   17:24 Diperbarui: 24 Juni 2019   22:46 5189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kevin Aprilio. Sumber: Instagram @kevinaprilio

Menurut Kevin, sikap terbaik yang harus dilakukan setelah mengambil masa cooling down adalah mengontak para pemberi utang, membicarakan janji temu dan kita harus benar-benar menemui mereka sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan bersama. Langkah ini wajib dilakukan sebagai bentuk itikad baik dan tanggung jawab bahwa kita berniat baik akan melunasi hutang dan tidak akan melarikan diri apalagi kabur ke luar negeri. 

"Saya ngomong ini juga berat. Tapi Anda harus samperin mereka duluan, telepon bikin janji ketemu. Setelah janji, Anda harus samperin di mana pun dia berada, Anda harus punya mental, semarah apa pun mereka, sengancem apa pun mereka ke Anda...Seenggaknya ada satu poin plus oleh lawan main anda, anda menunjukan sikap bahwa anda ingin bertanggung jawab dan anda akan datang untuk bertanggung jawab."

Bertanggung jawab pada utang ternyata bukan hanya dilihat dari fase lunasnya utang tersebut, melainkan bagaimana mengambil sikap saat berhadapan dengan pemberi utang, bahkan ketika dalam keadaan diancam ini-itu. 

Dalam kasusnya, Kevin menghubungi (menelepon) setiap orang dan membuat janji temu. Ia menyarankan agar jangan sampai para pemberi utang yang menguber kita macam Debt Collector, melainkan kita duluan yang mengontak dan menemui mereka. Dalam fase inilah, orang akan melihat bahwa kita berniat baik menyelesaikan utang dengan tanggung jawab dan tidak melarikan diri. 

3| Paparkan visi dan misi dalam membayar utang 
Dalam pertemuan dengan pemberi utang, tentu saja bukan pertemuan untuk minum kopi dan menikmati sepotong kue. Melainkan secara serius memaparkan visi, misi dan langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk melunasi utang. 

Bahkan, Kevin menyarankan kita untuk membuatnya dalam bentuk Power Point dan melakukan presentasi layaknya seorang pengusaha muda yang sedang mencari suntikan dana dari investor.

Dalam fase ini, kita juga harus menyediakan sejumlah rencana. Misalnya kita punya Plan A, tapi juga punya Plan B dan C jika ternyata dalam perjalanannya Plan A tidak berhasil. Pokoknya, harus ada solusi untuk setiap masalah yang dihadapi. Namun, Kevin juga memberi tips sebelum melakukan presentasi, yaitu dengan memberikan kata pengantar yang sopan dan meyakinkan, seperti yang dia lakukan. 

"Izinkan saya melunasi utang saya kepada Anda lewat rencana yang saya paparkan ini. Anda bisa saja memenjarakan saya, tapi dengan itu utang saya kepada Anda akan semakin sulit terbayar."

Kata-kata pembuka tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa kita berniat baik, bahwa presentasi yang dilakukan memang benar-benar sebuah rencana yang akan dilakukan agar utang bisa segera dilunasi. Sebab, jika pemberi utang memilih jalan pintas, sama saja menutup semua peluang Kevin untuk berusaha melunasi utangnya. 

4| Kerja keras bagai kuda
Tiga langkah pertama telah dilakukan dan para pemberi utang menunggu pelunasan sesuai rencana yang telah dipaparkan. Dalam pengakuannya, Kevin bekerja sangat keras seakan-akan akan menghadapi kematian esok hari. Layaknya kita bekerja dengan pistol ditodongkan di kepala dan tiada lagi hari esok. 

"Anda harus kerja seolah Anda mati besok, Anda harus kerja seolah Anda ditodong pistol setiap detik. Anda harus kerja seolah Anda sudah enggak punya apa-apa. Anda harus kerja seolah Anda cuma sendirian di dunia ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun