Mohon tunggu...
Aang Suherman
Aang Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perantau

Ekspresi apa adanya semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Sang Bandar Pisang di Arab Saudi

11 November 2011   19:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:46 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Judul di atas adalah sebuah perumpamaan saja,hitung menghitung bila seandainya kondisi ini terjadi di Indonesia besar kemungkinan semua sektor usaha kecil akan maju dan jarang yang rugi,maka bisnis orang kecil pun akan berkembang dan sektor riil akan bergairah.Kemungkinan angka pengangguran pun akan mengecil atau paling tidak akan berkurang.Karena berusaha apapun selalu  untung dan menguntungkan tidak selalu harus gali lobang tutup lobang untuk menyelamatkan perusahaan yang sudah kecil lalu banyak merugi kemudian di suntik terus untuk kelangsungan bisnisnya dengan mengambil kredit dari bank yang bunganya serta denda penaltinya yang aduhai.

Tentu saja ini bukan analisa secara makro dan empiris akademis,sebagai bagian dari rakyat kecil saya melihat dari yang riil-riil saja,realitas kenyataan yang tak banyak teori njelimet penuh angka-angka yang fantastis tetapi tak bisa diandalkan oleh periuk nasi dan perut lapar anak isteri di rumah yang menanti keuntungan usaha hari ini,untuk di masak hari ini dan dimakan hari ini.

Juga bukan untuk membandingkan dengan bumi dan langit,karena yang saya tulis ini di negara yang lain sekali situasi dan kondisinya,tetapi dengan harapan semoga  ada manfaat dan hikmah yang bisa diambil untuk para pengambil kebijakan publik dan cerdik cendekia di negara tanah syorga yang suka dengan gaya mercusuar-nya,mau terbaca negara yang mampu tetapi kenyataannya rakyatnya masih banyak yang dibawah garis kemiskinan dengan hutang luar negeri yang mengerikan.

Kalau saya lihat dunia usaha kecil semacam menjadi bandar kecil menjadi pedagang pisang antar kota misalnya,jikalau mainnya di Arab Saudi bisalah saya tulis sebagai berikut:

Misalkan seorang pedagang pisang dari kota Al-Qassim k.l jaraknya 300 km dari Kota Riyadh Ibu kota KSA,terus si pedagang pisang termaksud membawa pisangnya untuk di jual di Riyadh sebanyak satu mobil truk engkel sekitar 3 ton pisang atau 3000 kilogram dengan untung dari perkilonya hanya 1 riyal saja setelah datang ke Riyadh lalu dijual kontan si pedagang pisang akan mendapat keuntungan atau laba uang 3000 riyal,disini jarang penipu dan jarang yang di hutang,kalaupun dihutang janji pembayarannya suka tepat waktu.

Membawa pisang 3000 kg dengan untung hanya 1 riyal perkilo,si pedagang pisang di Arab Saudi ini  mendapat untung 3000 riyal,mari kita lihat biaya transportasinya: jarak Qassim-Riyadh 300km jikalau rata-rata mobil truk menghabiskan 1 liter bensin/10 km artinya perjalanan Qassim-Riyadh hanya habis  30 liter satu kali jalan atau Pulang pergi 60 liter bensin dikali harga bensin hanya 0.50 riyal (rata-rata,disini pada umumnya dijual dua jenis bensin oktan 91 harganya kl.0,44 riyal dan oktan 95 harganya 0.60 riyal Saudi).Lalu si pedagang tadi menghabiskan 60 liter bensin dengan harga 0.50 riyal sama dengan anggaran untuk bensin hanya 30 riyal atau paling boros sampai dengan 50 riyal buat bensin.

Keuntungan 3000 riyal dikurangi bensin hanya 50 riyal saja,sewa kendaraan dan sopir 200 riyal,sudah begitu saja,kecuali ada pelanggaran lalintas atau kecelakaan.Tetapi biaya pokok hanya itu tak ada uang untuk parkir,uang untuk polisi di perempatan atau pertigaan,tak ada uang untuk di portal-portal DLLAJR dan tak ada uang keamanan preman di dalam pasar,di tempat tujuan juga kebanyakan kontan dan jarang yang bohong dengan timbangan berat barangnya.Tak ada biaya tol,tak ada biaya apapun.Alhasil seorang pedagang pisang membawa 3 ton pisang keuntungan satu riyal saja dari satu kali menjual punya untung kotor 3000 riyal dikurangi biaya perjalanan sekitar 250 riyal,mereka dapat untung bersih sekitar 2.750 riyal satu kali menjual.

Gambaran di atas mari kita bandingkan dengan usaha di negara kita penyelenggara sea games  saat ini dan sebentar lagi akan disebut negeri komodo...?,misalkan pedagang pisang dari Cianjur,Karawang atau Sukabumi mau menjual ke Jakarta.Membawa 3000 kg pisang dengan truk engkel dengan keuntungan perkilonya Rp.500,-jadi kemungkinan keuntungan kotor sekitar Rp.1.500.000,-

Kemungkinan untung Rp.1.500.000, di kurangi ongkos mobilnya saja Rp.1.000.000,- ongkos sangat mahal karena bensinnya mahal karena subsidi di cabut yang sebagian uang pengalihan subsidinya di makan oleh para koruptor,belum ditambah dengan berbagai pungutan liar di setiap perempatan ,Coba hitung berapa perempatan dan lampu merah dari Cianjur-Jakarta..?. Terus masuk Tol,kadang keluar masuk pintu tol kota,belum sering "dipaksa kena Tilang,sengaja dibikin salah jalan buat truk..?" belum di Pasarnya ada uang masuk area pasar,belum keamanan untuk preman setempat baik preman berseragam dan berkedok klub atau memang preman teri yang nongkrong menguras keringat para pelaku usaha super kecil itu.Lebih parahnya pengusaha kios di lapak pasarnya suka banyak yang penipu,mengurangi timbangan takaran atau barang bagus dibilang jelek dan paling tidak  pembayarannya di hutang dibayar setengah harga dulu,dan bentuk tipu muslihat lainnya.

Tidak akan habis dan berkurang kemiskinan di kita Indonesia jika situasi dunia usaha kecil berkondisi seperti ini,padahal rakyat kita tidaklah malas,mereka selalu berusaha walaupun penuh dengan segala kelelahan dan segala kesulitan sesuai bidangnya,tetapi sistem dan suasana di sini tidak mendukung sektor ini,mohon bantuan pemikiran kepada para ahli ekonomi mikro maupun makro atau semua elemen bangsa yang peduli dengan dunia usaha kecil ini.

Jangan sampai pengusaha kecil terus di jerat dengan utang dan hutang karena untuk mempertahankan eksistensi jalan usahanya agar terus berjalan dengan terus menyuntik modal dengan menghutang ke bank dan sumber keuangan renten lainnya,padahal untung riilnya tidak ada,seperti analogi dan gambaran dunia usaha di atas.

Selamat malam.salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun