Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berburu Barongko Pisang di Pasar Takjil

15 Maret 2024   15:57 Diperbarui: 15 Maret 2024   15:58 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siang hari Pasar Ramadan sepi (dokpri)

Berburu Barongko Pisang di Pasar Takjil

Bukan pasar sembarang pasar, pasar takjil hanya ada satu tahun sekali. Boleh dikata pasar takjil adalah pasar dadakan. Para penjual pun bukan pedagang yang biasa berjualan di pasar tradisional. Ada sebagian remaja dan ibu rumah tangga yang mencari kesibukan (dan tambahan penghasilan) di sela-sela waktu dengan berjualan kue-kue basah khas Ramadan.

Wilayah Penajam di tempat kami tinggal selalu ada yang baru pada setiap tahun. Para penjual kue-kue tradisional di pasar takjil umumnya menyiapkan dagangannya sehabis zuhur.

Di pinggir-pinggir jalan poros, mereka menggelar dagangan dengan meja kecil dan tempat lain yang biasanya berupa lemari kaca mini, nampan, atau tempat kue yang praktis.

Pada hari Jumat (15/3/24) sehabis Asar, saya ingin mencari kue khas Sulawesi. Kue itu cukup enak, manis, bertekstur lembut, dan dibungkus daun pisang. Bahan utama kue tersebut adalah buah pisang.

Saya berkeliling dari dekat lapangan Gunung Seteleng, melewati Jalam AMD 1 di kilometer dua Penajam, kemudian belok ke kiri menuju arah perumahan kami lagi.


Justru di dekat pintu gerbang perumahan saya baru mendapatkan kue barongko yang cukup saya sukai. Sebagai orang tua yang sudah berumur enam puluh tahun lebih, kue barongko cocok di mulut. Tidak perlu berlama-lama mengunyah.

saya membeli sepuluh bungkus. Harga satu bungkus lima ribu rupiah. Saya merasa senang karena akan dapat menikmati kue itu pada saat berbuka puasa hari Jumat (15/324).

Bungkus kue barongko mirip botok (dokpri)
Bungkus kue barongko mirip botok (dokpri)
Dilihat sekilas bungus kue itu seperti botok makanan khas Jawa. Namun, setelah bungkus dibuka, kita akan baru mengetahui bahwa isi di dalam bukanlah botok tetapi barongko.

Tekstur barongko cukup lembut (dokpri)
Tekstur barongko cukup lembut (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun