Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin

13 Maret 2021   23:28 Diperbarui: 13 Maret 2021   23:37 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantulan diriku di depan cermin terlukis nyata. Wajah pucat kelihatan kusam berselimutkan aura kelelahan.

Tubuh yang dipaksa beraktivitas tak mengenal waktu bagaikan mesin tanpa jeda sampai berbulan-bulan dan akhirnya berakhir terbaring lemah menjadi penghuni rumah sakit.

Kupandangi cermin itu. Cermin tak pernah bohong, ia selalu bercerita tentang kebenaran. Kebenaran bahwa aku telah lalai merawat diriku sehingga aku tersiksa.

Seharusnya aku menyayangi diriku, memanjakannya dengan memberikan haknya untuk mendapatkan waktu beristirahat yang cukup sebagai hadiah, self reward.

Ahh!

Rasa sesal singgah di dasar hatiku, diam dan tak mau pergi.


2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun