Mohon tunggu...
Dwi Pakpahan
Dwi Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

WNI

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dokter Cinta

10 Maret 2021   14:34 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:45 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wushhh,
Lalu kau pun menghilang.
Raib tak terlihat lagi.
Aku tertunduk kecewa di labirin kebimbangan.

Aku mencoba menutup mataku dengan kenangan indah kita, bahkan menutup telingaku dengan segala janji manismu. Namun aku tak mampu menutupi lubang di hatiku.

Aku terluka, aku terpuruk.
Aku malu.

Malu sama rumput yang bergoyang seakan menertawakan keadaanku yang linglung.

Malu melihat sepasang merpati yang terbang seolah menanyakan arti kesetiaan.

Apakah selama ini aku berhalusinasi?
Atau aku hanya bermimpi?
Tapi mengapa cincin putih ini bisa melingkar di jariku?

Perlukah aku meminjam lampu wasiat Aladin, agar aku bisa menemukan keberadaanmu?
Atau aku tanyakan saja pada google map untuk melacak jejakmu?

Tidak! Tidak!

Yang sangat kuperlukan sekarang adalah seorang Dokter. Dokter cinta. Karena sepertinya aku terjangkit virus-ghosting. Dan aku tak mau tenggelam di kolam air mata kesedihan yang kubuat.

2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun