Mohon tunggu...
Bunda Widya
Bunda Widya Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan

Pensiunan. Bergabung di Kompasiana 10 Mei 2013. Nenek seorang Cucu, penggemar setia Timnas Garuda dan Manchester United.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kerinduan Kepada Para Fiksianer dari "Kompasianer Old"

31 Agustus 2020   17:15 Diperbarui: 31 Agustus 2020   17:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sumber Foto Maxmanroe.com 

Bagi sebagian orang menulis fiksi itu adalah sesuatu hal yang sangat tidak mudah. Sebagian orang itu termasuk saya ada di dalamnya. Menulis fiksi membutuhkan sentuhan-sentuhan diksi yang mampu merangsang para pembaca hadir dan betah berada dalam kisah tersebut.  

Baik menulis puisi, cerpen maupun novel membutuhkan keterampilan khusus dalam memberdayakan setiap kata dan kalimat terpilih yang hadir di sana. Rangkaian kalimat demi kalimat sangat utuh terjalin harmonis diantara teks narasi yang terbentuk. 

Saya mengenal para penulis fiksi di Kompasiana yang karya mereka rasanya sudah lama tidak hadir di sini. Pertama adalah Mbak Desol dengan akun Desol. Mbak Desol ini punya sahabat yang saat ini masih terus aktif menulis fiksi yaitu mbak Lilik Fatimah Azahra. 

Terakhir karya Mbak Desol adalah  [Cinta] Mas, Aku Sakit! ditulis 14 Maret 2020 saat pandemi belum hadir seperti sekarang ini.Ciri penulis satu ini selalu menyuguhkan cerpen penuh misteri, penuh kejutan dan kadang-kadang membaca cerpennya bisa bergidik ngeri. 

Kompasianer Yon Bayu yang dikenal sebagai penulis rubrik politik, juga adalah seorang Fiksianer. Coba simak karyanya Es Cendol Pak Wage adalah cerpen yang keren yang mendapat label Artikel Utama. 

Satu lagi penulis yang dikenal dirubrik politik yaitu Susy Haryawan. Kompasianer ini juga seorang Fiksianer. Banyak karya-karya fiksinya. Tulisan terakhirnya adalah sebuah cerpen Skandal di Balik Jubah Pastor Idola Itu. 

Ada lagi maestro penulis fiksi yang karyanya sudah lama tidak hadir yaitu Mas S Aji. Kompasianer ini menulis karya puisinya pada bulan Maret lalu dengan judul  Ketika Pandemi Tiba karya luar biasa yang mendapat label Artikel Utama. Mas Aji juga sering menulis di rubrik sepakbola, politik dan sosbud. Namun karya-karya fiksinya sangat mengesankan untuk dirindukan. 

Satu lagi Kompasianer yang sekarang sangat aktif menulis di rubrik sepakbola yaitu pak Hendro Santoso yang sering dipanggil Hensa. Kompasianer yang sudah kategori Lansia ini masih rajin menulis sama seperti pak Tjipta. Kompasianer Hensa ini dulunya juga seorang Fiksianer. Sekarang juga masih kerap membuat karya fiksi. Dulu ada satu karya fiksinya yang berjudul Ombak Putih Selat Sunda dengan label Artikel Utama. 

Terakhir saya juga kangen karya fiksi dari Prof Pebrianov. Karya-karya fiksinya sangat luar biasa.Simak karyanya yang ditulis Desember 2019 lalu dengan judul Perempuan yang Tertancap Paku-paku Kata. Prof Pebrianov selama ini dikenal sebagai penulis rubrik politik namun karya fiksinya sudah sangat lama dirndukan. 

Sebenarnya saat ini Kanal Fiksiana masih tetap tidak pernah sepi dari karya-karya terbaik para Fiksianer. Beberapa penulis puisi seperti Mbak Ari Budiyanti, Lusy Mariana Pasaribu, Hera Veronka, Fatmi Sunarya, Mas Katedra, Mas Rustian, Mas AliMusri, Mas Zaldy, Mas Pical, Mas Min Yudiarto, Mas Suko Waspodo, Mbak Lilik Fatimah dan lain-lain. Mereka selalu menyemarakkan karya-karya terbaik mereka di kanal Fiksiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun