Menyiasati Kurikulum Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK
Tung Widut
Berbincang dengan Ir. Oky Hutomo, M.IT  dalam pendampingan dunia industri yang di satukan dengan kurikulum merdeka di SMK. Kurikulum merdeka di SMK bila secara kontekstual seakan betetangan. Marilah dicermati secara mendalam tentang konteks kurikulum merdeka. Setelah memahami betul  kurikulum merdeka di SMK harus dikoneksikan dengan kebutuhan dunia industri. Hal ini perlu disampaikan karena di SMK tidak sama dengan SMA. Di SMK siswa disiapkan untuk memasuki dunia kerja di industri.  Karena disiapkan dengan dunia kerja tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan industri.Â
Mengkoneksikan kurikulum dengan silabus harus dilakukan secara praktis. Tidak hanya secara dokumen saja.  Yang dipentingkan dalam tahap ini diperlukan kesungguhan guru dari  guru produktif maupun adaptif untuk mendukung. Secara riil guru merekayasa materi sesuai masing-masing jurusan.  Bukan hanya kaku persis seperti silabus yang  ditulis dalam  kurikulum.Â
Mengapa harus ada modifikasi dari silabus yang sudah disusun? Modifikasi ini sangat penting bagi kurikulum di SMK. Karena SMK harus sesuai dengan kebutuhan dunia industri.  Maka untuk membantu memperdalam keilmuan  segala pernik materi harus disesuaikan dengan jurusan masing-masing.  Pernik inilah yang mendukung keahlian siswa. Hasil dari modifikasi ini yang  yang sesuai dengan kebutuhan industri.Â
Contohnya pada materi LHO (Teks Hasil Observasi) bagi jurusan TBSM  siswa  mengobservasi  tentang sepeda motor.  Lain dengan jurusan Alat Berat. Observasi yang dilakukan juga mengenai alat berat.Â
Pada awalnya memang tidak mudah bagi guru untuk mengaitkan materi dengan kebutuhan industri. Ada beberapa capaian pembelajaran yang sedikit perlu perhatian khusus. Yaitu Tetang hikayat. Tapi walau bagaimanapun guru harus mampu berinovasi ketercapaian pembelajaran sesuai  kurikulum merdeka dengan materi yang dibutuhkan industri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI