Sedari tahun 2016-an saya memang bekerja pulang-pergi antara Bogor dan Jakarta, lalu di kurangi pernah tinggal hampir 5 tahun di Jakarta. Selebihnya ya pulang-pergi antara dua kota. Penasaran dong berapa biaya transportasi yang mesti saya keluarkan?
Kalau awal ngantor, rutenya lebih praktis. Dari rumah diantar bapak naik motor ke stasiun lalu naik KRL dan turun di Tebet, lanjut naik Tije. Masih sangat terjangkau banget biaya transportasi (tapi sayangnya itu dulu).Â
Semakin kesini, beberapa kali ganti kerjaan. Sempat nganggur juga. Pernah ngalami WFO (work from office) -WFH (work from home). Hingga kini, sedari bulan dua tahun 2025 kembali full time di kantor.Â
Kebetulan Posisi Kantor di Tengah & Jalur Macet Tiap Saat
Sebuah pembelajaran berharga, saat menerima pekerjaan. Coba kembali perhitungkan: jarak dari rumah ke kantor, transportasi umum, kondisi jalanan di waktu berangkat dan pulang kerja.Â
Sungguh sebuah tantangan yang sangat menguras penghasilan agak besar kali ini tuh. Secara area kantor di tengah-tengah dan rute menuju kesana selalu rawan macet.Â
Kurang lebih gambaran ongkos hariannya: dari rumah menuju stasiun naik ojol Rp9.000,- kadang naik Rp13.000,- tapi mari kita hitung Rp9.000,- lalu naik KRL Rp5.000,- lanjut naik ojek online Rp15.000,- tentu buat ngejar waktu karena jam kerja mulainya lumayan pagi.Â
Mensiasatinya, saat pulang kerja. Biasanya saya milih naik Tije Rp3.500,- lalu naik KRL Rp5.000,- dan naik angkot (walau ngetemnya suka di luar nalar) Rp5.000,-Â
Jadi kurang lebih ongkos sehari (pulang-pergi) Rp42.500,- spesialnya lagi, sering kali di momen tertentu kadang Sabtu Minggu ada kegiatan juga dan lokasinya beda-beda bahkan kalau pulang kegiatan tengah malam, harus merogoh isi dompet buat nginap di hotel kapsul huhuhu.
Mungkin timbul pertanyaan. Lho kenapa nggak naik motor diantar dari rumah ke stasiun? Sudah beberapa tahun ini kami nggak punya motor ataupun mobil. Jadi memang harus pake kendaraan umum.