Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seandainya Dulu AHY Tidak Keluar TNI, Akan Lebih Dahsyat daripada Sekarang?

11 Februari 2021   06:29 Diperbarui: 11 Februari 2021   06:32 3379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHY (Sumber: kumparan.com)

AHY memang kalah pada Pilkada DKI, tetapi setelahnya ia mendapat keuntungan elektabilitas. Banyak survei setelahnya menempatkan dia sebagai Calon Pemimpin masa depan. Entah itu Capres atau Cawapres. Sejelek-jeleknya mungkin menteri. 

Tetapi perjalanan politik Partai Demokrat selanjutnya ternyata tidak mulus-mulus amat. AHY menemui jalan terjal. Pilpres 2019 menempatkannya pada posisi yang tidak begitu manis. Istilahnya bukan tokoh utama yang namanya akan dikenang.

Setelah bisa dikatakan gagal total pada percaturan Pilpres 2019, akhirnya Sang Pangeran Cikeas pun menjadi Ketua Umum Demokrat. Tetapi harus diakui AHY bukan SBY. 

Kepiawaiannya menggawangi partai menerima tantangan baru dengan adanya berbagai isu friksi dan polemik. Sampai yang terakhir adanya isu kudeta yang menggegerkan. 

Seniornya di TNI, Moeldoko yang diduga menjadi salah satu aktor utama. Tantangan AHY pun semakin berat. Bukan hanya untuk menjadi pemimpin bangsa, bahkan untuk memimpin partainya.

Nah, seandainya dulu Pak SBY tahu jawaban perdebatan kecil saya dengan teman saya, seandainya dulu AHY tetap di TNI dan tidak ikut-ikutan dulu dunia percaturan politik praktis, akankah nasibnya bakal lebih baik?

Pada saat pengunduran diri AHY tahun 2016 silam, Panglima TNI kala itu menyampaikan bahwa sebetulnya AHY merupakan salah satu Kader yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di TNI. Jika pada saat itu ia tidak terlalu cepat keluar dan tetap di jalur TNI maka sangat dimungkinkan karirnya akan masih terus berlanjut. 

Memang tidak bisa dipungkiri untuk posisi - posisi strategis seperti Panglima TNI bisa jadi akan ada pengaruh politik dalam menentukannya sehingga untuk ke arah sana AHY tidak akan semulus yang dikira. Tetapi jika karirnya terus berlanjut, untuk mencapai tingkat jenderal sepertinya tidak akan ada banyak kendala. 

Jenderal di pundak, dukungan partai yang tidak kecil, serta trah presiden, merupakan tiga kombinasi dahsyat yang jarang orang lain punyai. Bahkan oleh salah satu Capres terkuat saat ini, Prabowo Subianto sekalipun.

Sebagai tambahan, di luar hitungan politik, secara aura pun menurut penulis AHY lebih pas dan bersinar ketika berseragam militer dari pada saat ini ketika berkumis dan berjambang. 

Tetapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Sang calon jenderal sudah terlanjur jadi ketua umum. Masih banyak waktu untuk diarungi untuk membuktikan bahwa apakah pilihan AHY (dan SBY) untuk keluar TNI ini merupakan langkah tepat atau blunder sejarah keluarga Cikeas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun