Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Survive Menjadi Orang Tua Tunggal: Motivasi Pembelajaran Anak di Kelas

15 September 2025   10:01 Diperbarui: 15 September 2025   10:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu dan Anak: sumber pixabay.com

Bagi Ronaldo, cerita itu justru menjadi motivasi. Ia sering berkata bahwa hidupnya adalah pembuktian: dari anak yang diragukan masa depannya, dari keluarga miskin, kini menjelma menjadi ikon sepak bola dunia, pemegang lima Ballon d'Or, dan inspirasi jutaan orang.

Pesan motivasi:
Kadang hidup kita diawali dengan kesulitan, penolakan, bahkan keraguan dari orang-orang sekitar. Namun, justru dari sanalah lahir kekuatan besar untuk membuktikan diri. Ronaldo adalah bukti bahwa asal punya tekad, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, keterbatasan bukanlah penghalang untuk jadi bintang.

Kisah Inspiratif J.K. Rowling

Sebelum Harry Potter mendunia, J.K. Rowling hanyalah seorang ibu tunggal yang hidup serba kekurangan. Ia menulis naskah Harry Potter di kafe kecil di Edinburgh sambil mengasuh anaknya. Saat itu hidupnya penuh kesulitan: ia baru bercerai, tidak punya pekerjaan tetap, dan sering mengandalkan tunjangan pemerintah untuk bertahan hidup.

Saat naskahnya selesai, ia menawarkannya ke berbagai penerbit. Namun, 12 penerbit menolak dengan alasan ceritanya terlalu panjang dan dianggap tidak menarik bagi pasar. Meski sering ditolak, Rowling tidak menyerah. Akhirnya sebuah penerbit kecil, Bloomsbury, bersedia menerbitkan Harry Potter and the Philosopher's Stone pada 1997.

Buku itu meledak, menjadi fenomena global, dan mengubah hidup Rowling. Dari seorang ibu tunggal yang merasa gagal, ia menjelma menjadi salah satu penulis terkaya dan paling berpengaruh di dunia.

Pesan motivasi:
Kegagalan dan penolakan bukanlah akhir, justru awal dari perjalanan menuju keberhasilan. Jika J.K. Rowling menyerah pada penolakan ke-12, dunia mungkin tidak akan pernah mengenal Harry Potter.


Kisah Ibu Lestari: Pelita di Tengah Gelap

Lestari tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah secepat itu. Suaminya meninggalkan rumah ketika anak bungsunya baru berusia dua tahun. Sejak hari itu, ia resmi menjadi seorang single parent. Tidak ada lagi tempat bersandar, kecuali dirinya sendiri.

Setiap pagi, sebelum fajar menyingsing, Lestari sudah berangkat bekerja sebagai penjual nasi uduk. Tangannya sibuk menanak nasi, meracik sambal, dan menyiapkan lauk, sementara pikirannya selalu tertuju pada anak-anak yang masih terlelap. Pulang berjualan, ia lanjut bekerja paruh waktu sebagai penjahit pakaian tetangga, meski hanya dibayar seadanya.

Sering kali tubuhnya lelah, punggungnya pegal, dan matanya berat karena kurang tidur. Namun, setiap kali melihat anak-anaknya tertawa riang, semangatnya kembali menyala. Ia selalu berkata dalam hati, "Aku boleh lelah, tapi aku tidak boleh menyerah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun