Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kamar Nomor 13

13 Juli 2025   07:15 Diperbarui: 12 Juli 2025   17:43 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kamar Nomor 13 dari Pixabay

“Sekarang?” tanyaku.

“Dia cuma diam di pojok kamar saya. Katanya mau tinggal sebentar. Tapi... Pak, tolong jangan cerita ke siapa-siapa.”

Aku mengangguk. Tak sanggup berkata apa-apa.

Hingga kini, rumah retret Semedi masih digunakan untuk kegiatan rohani. Tidak semua orang tahu tentang kamar nomor 13. Kadang tidak ada apa-apa. Kadang ada. Tergantung siapa yang datang... dan siapa yang bisa melihat.

Dan kamar nomor 13 tetap terkunci.

Sesampai di rumah, aku tidur lelap melepas lelas setelah retret itu di peraduan malam. Di Tengah malam aku bermimpi tentang suster itu. Suster itu datang kepadaku dan memperkenalkan diri.
“Aku suster di kamar nomor 13 itu, Pak Guru. Perkenalkan namaku Suster Prani,” katanya.
“Aku Pak Bani, guru koordinator retret SD Swasta Dermaga Pantura,” jawabku.
“Ada apa Suster?”
“Aku mau memberitahu?”
“Apa itu ?”
“Tidak ada orang yang tahu kalua di kamar nomor 13 itu ada harta karun.” Kata suster Prani.
“Lalu?”
“Harta karun itu bukan berupa emas, permata, atau uang banyak.”
“Lalu?”
“Tetapi berupa catatan harianku dan cerita karanganku 1001 malam, yang mungkin bermanfaat bagi banyak orang jika diplubikasikan.”
“Aku suster Prani memilih Bapak Bani untuk mempublikasikannya.”
“Aku mempercayai Bapak Bani, Bapak Bani orang jujur dan bukan plagiator, tidak seperti penulis lain yang kukenanl banyak menggunakan bantuan AI.”
“Kini aku percayakan pada Bapak Bani untuk mempublikasikan karyaku itu,”
“Caranya gimana Suster Prani”
“Caranya Bapak Bani segera berkunjung ke Rumah Retret Semedi kembali, kebetulan jam tangan Bapak ketinggalan di sana.”
“Lalau di mana kunci kamar 13 itu?”
“Kamar kunci nomor 13 cukup dengan mengucapkan mantra yang aku berikan, pinyu itu akan terbuka sendiri.”
“Mantra?”
“Ya tolong ya mantranya dihafalkan bunyinya seperti ini.”
“Mantra pembuka pintu: Siro utusan Suster Prani, pintu terbuka”
“Mantra penutup pintu: Siro utusan Suster Prani, pintu tertutup.”
“Lalu di dalam kamar nomor 13 ada apa?”
“Di dalam kamar nomor 13 kosong, untuk mengambil harta karun, Aku berikan mantranya, jika diucapkan bukunya bisa Bapak lihat dan ambilah !”
“Tolong dihafal dan di ingat ya bunyi mantranya seperti ini.”
“Mantra mengambil catatn harian: Siro utusan Suster Prani, izin ambil buku catatan harian”
“Mantra engambil buku 1001 malam: Siro utusan Suster Prani, izin ambil buku cerita 1001 malam.”
“Baik suster Prani, aku sudah ingat.” Jawabku.
“Dah ya andum slamet,” Kata Suster Prani lalu menghilang dari hadapanku.
Aku terbangun dari tidur pukul 02.00 pagi dini hari.
Kata orang tua zaman dahulu, jika mimpi jam 02.00 artinya mimpi puspa tajam. Artinya sungguh-sungguh akan terjadi dalam dunia nyata.
**
Aku merenungkan sejenak peristiwa mimpi itu. Lalu buru-buru aku menulis refleksi mimpi itu di buku catatan harianku. Aku tulis ulang pesan paling penting dari Suster Prani.
1. Harta karun buku catatan harian
2. Cerita 1001 malam karangan Suster Prani
3. Mantar:

“Mantra pembuka pintu: Siro utusan Suster Prani, pintu terbuka”
“Mantra penutup pintu: Siro utusan Suster Prani, pintu tertutup.”
“Mantra mengambil catatn harian: Siro utusan Suster Prani, izin ambil buku catatan harian”
“Mantra engambil buku 1001 malam: Siro utusan Suster Prani, izin ambil buku cerita 1001 malam.”

Aku percaya pada Suster Prani. Beberapa hari berlalu saya Kembali ke Rumah Retret Semedi itu dan mendapatkan semua harta karun milik Suster Prani. Aku berusaha untuk mempublikasikannya dengan nama penulis: Suster Prani. Aku berjanji bahwa  akupun akan menjadi penulis sejati dengan karya orisinal, tidak tergoda untuk menjadi penulis plagiat.
Kini sedang populer buku Suster Prani berjudul " Catatan Harian Seorang Suster" dan "Cerita seribu 1001 Malam."
Akan tetapi cerita kamar nomor 13 itu tetap menjadi rahasia, hanya beberapa orang saja yang tahu dan sampai kini tetap merahasikannya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun