Lelaki tidak bercerita, tapi jika bapak-bapak sudah ngumpul bisa saja keluar cerita-cerita yang barangkali tak terceriterakan di rumah sendiri.Â
Itulah yang terjadi siang itu, dimulai dari seorang rekan yang menanyakan apakah saya sudah berhasil mendapatkan tiket mudik, obrolan jadi melebar ke mana-mana meskipun masih dalam satu tema: mudik lebaran.Â
"Sudah dong, mudik H-1 dan pulang H+3 naik kereta," jawab saya.Â
"Nah itu bener, jangan lama-lama di kampung, nggak murah itu, ada saja yang dikeluarkan kalau lebaran gitu. Tahun kemarin aku dah sisihkan tuh khusus tol, khusus buat ponakan, buat makan, buat oleh-oleh, buat bensin, eh ujung-ujungnya uang bensin malah buat makan juga. Trus udah gitu mertua minta ke tempat wisata, ngajak ponakan banyak banget, kan mau gak mau ya keluar juga isi dompet kita," ujar rekan tadi.Â
Keresahan kalangan bapak-bapak memang wajar menjelang Ramadhan dan lebaran. Terutama kelas menengah dan ke bawah. Dari nimbrung obrolan tadi, saya jadi teringat dan mulai paham serta bisa berempati mengapa kalangan pengemudi ojol sampai demo menuntut THR, walau secara aturan belum jelas diatur.Â
Ya, namanya juga usaha. Kali aja beneran cair buat lebaran.Â
Dan lebaran adalah momen di saat perputaran uang begitu cepat. Saking cepatnya bisa jadi baru terima rezeki eh sudah berpindah tangan lagi.Â
"Tiket kereta kalikan empat orang, kalau PP kalikan dua kali lagi. Belum nyambung dari stasiun naik grab atau kendaraan lain, kan beda kota tuh. Belum ini, belum itu..."
"Udah-udah cukup, nggak usah diitung gitu, cukup, sudah cukup yaaa..." ucap saya ketika seorang rekan lainnya mencoba menghitung biaya mudik saya beserta potensi pengeluaran tambahannya.Â
Terus terang saya jadi mikir juga apakah circlenya Raffi Ahmad juga punya obrolan dengan tema seperti ini? Sambil duduk di kursi besi di teras minimarket. Ditemani sebotol kopi instan dan sesekali menerawang ke arah lalu lalang kendaraan di jalanan.Â
Kami yang ngumpul di sini bukan pula kalangan yang menggemakan #KaburAjaDulu. Ya, agak susah sih mikirnya mau kabur kok bawa-bawa keluarga. Trus nanti gimana mudiknya? Apa nggak makin mahal atau justru nggak bisa mudik sekalian?Â
Apa nggak kangen opor ayam sama rendang? Nggak kangen kah makan bakso abis lebaran saat perut sudah jenuh dengan kuah opor yang berkali-kali dihangatkan?Â
Ah, ternyata hestek itu segmen pasarnya bukan kami, kalangan bapak-bapak yang masih suka main tebak-tebakan random.Â
"Ikan, ikan apa yang matanya banyak?"
"Nyerah deh."
"Ikan teri satu kilo..."
Nah kan, agak susah bayangin ngejokes seperti itu kalau misalnya kita kaburnya ke Korea, apalagi Rusia.Â
Tidak melulu soal uang
Ya, bahkan ternyata obrolan kami pun mengerucut pada kesimpulan bahwa pusingnya momen mudik bukan melulu soal uang.Â
Ada satu kawan, sebut saja namanya Pak Bobby, yang umur pernikahannya belum genap satu tahun dan ini akan menjadi momen pertama puasa dan lebaran bersama keluarga baru. Masalahnya, Pak Bobby berasal dari Medan dan Bu Bobby kampungnya di Wonogiri, Jawa Tengah.Â
"Pusing, mertua mintanya puasa pertama di Wonogiri, eh bapakku di Medan juga pengennya ngumpul bareng puasa pertama," ucap Pak Bobby dengan tatapan nanar.Â
"Udah gitu kita juga belum sepakat mau lebaran hari pertama di Medan atau Wonogiri," lanjutnya.Â
Problem yang sepertinya pernah menyapa sebagian besar keluarga di negeri ini. Perlu berhati-hati berdiskusi dengan pasangan dengan tema sensitif seperti ini.Â
"Lah kalian mending pusing mau mudik, lah gua pengen mudik kagak tau mau mudik ke mana. Bosen di Jakarta lebaran sepi banget, susah nyari tukang sayur dan penjual makanan," nah ini nih, kalau Bapak satu ini yang punya Jakarta. Istri juga tetangga sendiri, jadi mudik sambil merem atau kepeleset aja sudah beres.Â
"Situ mah nggak ada tantangannya, nggak seru kalau lebaran nggak mudik, gak ada deg-degannya takut kehabisan uang pas lebaran" cetus lainnya.Â
Pada akhirnya memang obrolan itu tak membuahkan hasil signifikan. Kami, bapak-bapak bakal kembali ke rumah masing-masing dengan isi kepala yang beragam tapi mirip.Â
Mungkin ada yang mikirin mau nyari sampingan, nyari pinjaman, efisiensi anggaran rumah tangga, atau bahkan cukup tebak-tebakan lagi.Â
"Teh, teh apa yang yang paling enak?"
"Teh Ha Er caiirrr bosss."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI