Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Obrolan Bapak-Bapak Soal Rencana Mudik Lebaran 2025

18 Februari 2025   16:23 Diperbarui: 19 Februari 2025   18:42 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik lebaran (foto: Kompas.com/Priyombodo)

Lelaki tidak bercerita, tapi jika bapak-bapak sudah ngumpul bisa saja keluar cerita-cerita yang barangkali tak terceriterakan di rumah sendiri. 

Itulah yang terjadi siang itu, dimulai dari seorang rekan yang menanyakan apakah saya sudah berhasil mendapatkan tiket mudik, obrolan jadi melebar ke mana-mana meskipun masih dalam satu tema: mudik lebaran. 

"Sudah dong, mudik H-1 dan pulang H+3 naik kereta," jawab saya. 

"Nah itu bener, jangan lama-lama di kampung, nggak murah itu, ada saja yang dikeluarkan kalau lebaran gitu. Tahun kemarin aku dah sisihkan tuh khusus tol, khusus buat ponakan, buat makan, buat oleh-oleh, buat bensin, eh ujung-ujungnya uang bensin malah buat makan juga. Trus udah gitu mertua minta ke tempat wisata, ngajak ponakan banyak banget, kan mau gak mau ya keluar juga isi dompet kita," ujar rekan tadi. 

Keresahan kalangan bapak-bapak memang wajar menjelang Ramadhan dan lebaran. Terutama kelas menengah dan ke bawah. Dari nimbrung obrolan tadi, saya jadi teringat dan mulai paham serta bisa berempati mengapa kalangan pengemudi ojol sampai demo menuntut THR, walau secara aturan belum jelas diatur. 

Ya, namanya juga usaha. Kali aja beneran cair buat lebaran. 

Dan lebaran adalah momen di saat perputaran uang begitu cepat. Saking cepatnya bisa jadi baru terima rezeki eh sudah berpindah tangan lagi. 

"Tiket kereta kalikan empat orang, kalau PP kalikan dua kali lagi. Belum nyambung dari stasiun naik grab atau kendaraan lain, kan beda kota tuh. Belum ini, belum itu..."

"Udah-udah cukup, nggak usah diitung gitu, cukup, sudah cukup yaaa..." ucap saya ketika seorang rekan lainnya mencoba menghitung biaya mudik saya beserta potensi pengeluaran tambahannya. 

Terus terang saya jadi mikir juga apakah circlenya Raffi Ahmad juga punya obrolan dengan tema seperti ini? Sambil duduk di kursi besi di teras minimarket. Ditemani sebotol kopi instan dan sesekali menerawang ke arah lalu lalang kendaraan di jalanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun