Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendorong Peran Orangtua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

2 April 2023   06:28 Diperbarui: 2 April 2023   06:55 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa menggali sumber pembelajaran di manapun secara kreatif dan menyenangkan (foto: widikurniawan)

Presentasi pemaparan projek di depan orang tua siswa (foto: widikurniawan)
Presentasi pemaparan projek di depan orang tua siswa (foto: widikurniawan)

Meskipun mungkin tema yang dipilih sederhana sekalipun, berani tampil dan bersuara di depan orang banyak adalah nilai tambah tersendiri bagi anak-anak sekolah ini. Sebuah keterampilan dasar yang kelak akan bermanfaat di masa mendatang.

Bagi saya, cara-cara pembelajaran kreatif tersebut memiliki semangat yang sejalan dengan gagasan Merdeka Belajar. Jadi memang sebenarnya bukan hal baru, tetapi tinggal bagaimana seluruh pemangku kepentingan pendidikan mau mengimplementasikan secara nasional.

Orang tua sebagai agent of change

Gagasan Merdeka Belajar yang kini digaungkan memiliki konsep pengembangan pendidikan di mana seluruh pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan (agent of change), termasuk dalam hal ini peran orang tua dan keluarga.

Kita telah melewati fase pandemi Covid-19 yang secara luar biasa telah mengubah cara pandang dan cara belajar anak-anak bangsa. Saat itu pembelajaran jarak jauh menjadi metode yang diandalkan dan memaksa seluruh elemen pendidikan untuk beradaptasi. Situasi tersebut juga menuntut orang tua untuk lebih aktif berperan dalam pembelajaran.

Memang jika dibenturkan dengan realita kehidupan yang tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya, bisa dimaklumi ketika muncul pula keengganan para orang tua untuk terus menerus berada di sisi anaknya dalam proses pembelajaran. Alasan kesibukan dalam mencari nafkah adalah yang paling sering mengemuka.

Namun, sejatinya peran orang tua bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga. Tak ada secuil alasan yang bisa diterima jika orang tua sama sekali buta dengan perkembangan belajar anaknya.

Ambil contoh, ketika anak memiliki projek yang harus dikerjakan di rumah, maka idealnya orang tua ikut mendampingi anaknya. Tetapi bila tidak memungkinkan, orang tua bisa berperan dalam hal memberikan motivasi kepada anaknya serta setidaknya bisa mendengar dan mendiskusikan tentang projek yang tengah dipersiapkan sang anak. Sekedar memberikan saran kreatif atau paling tidak menyuntikkan semangat, bisa sangat berarti bagi anak.

Salah satu projek yang dikerjakan di rumah untuk menjadi media pembelajaran di sekolah (foto: widikurniawan)
Salah satu projek yang dikerjakan di rumah untuk menjadi media pembelajaran di sekolah (foto: widikurniawan)

Saya sepakat dengan prinsip yang menyebutkan bahwa orang tua adalah guru di rumah, dan guru adalah orang tua di sekolah. Hal ini menggambarkan adanya saling keterkaitan dan saling dukung dalam hal pendidikan anak.

Jika Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di sekolah-sekolah anak kita, sebaiknya tak ada keengganan yang tak beralasan sehingga bisa mengganggu pencapaian cita-cita untuk meningkatkan pembelajaran anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun