Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Boleh Lepas Masker, tapi Terlanjur Nyaman Gegara Lebih Tampan Saat Bermasker

17 Mei 2022   20:49 Diperbarui: 18 Mei 2022   05:00 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: menggunakan masker di transportasi publik. (sumber: Pexels.com/Mohamed Serag)

Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa masyarakat boleh tidak mengenakan masker di luar ruangan yang tidak padat orang. Tetapi perlu diingat, aturan ini tidak berlaku untuk kelompok masyarakat rentan, lansia, dan memiliki komorbid. 

Aturan masker juga masih berlaku untuk pengguna transportasi dan juga ketika berada di dalam ruangan tertutup. 

Hal ini seiring dengan berbagai pelonggaran kebijakan terkait pandemi Covid-19. Rupanya pemerintah melihat bahwa ancaman pandemi sudah berangsur-angsur menurun. 

Namun walau demikian, reaksi masyarakat tak melulu menyambutnya dengan riang gembira. Setidaknya ada beberapa alasan yang menyebabkan orang-orang masih sudi memakai masker meskipun ancaman Covid-19 terbilang kian minim. 

Preventif

Alasan preventif terhadap ancaman virus yang masih ada menjadi alasan yang logis bagi kalangan yang memang memiliki kesadaran tinggi untuk memakai masker. 

Mereka ini tidak perlu disuruh atau dipaksa mengenakan masker di manapun karena menyadari bahwa yang bisa menghindari dari penularan virus macam corona adalah dirinya sendiri dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Walaupun sudah vaksin lengkap dan tak lagi banyak kasus Covid-19, kalangan ini merasa perlu untuk tetap berhati-hati dan waspada dengan segala kemungkinan. 

Bahkan memakai masker tak melulu karena alasan takut kena virus corona. Orang memakai masker bisa jadi karena memang preventif dengan bermacam virus lainnya. Misal penyebab flu, batuk dan pilek biasa. 

Harus saya akui, semenjak rutin memakai masker, saya sendiri sudah lupa kapan persisnya terakhir kena penyakit flu, padahal aktivitas saya terbilang rutin menggunakan transportasi massal. Terlebih Covid-19, alhamdulillah belum pernah terkena. 

Bagi pengguna sepeda motor pun masker sebenarnya sudah populer sebelum pandemi untuk melindungi dari debu. Terutama bagi mereka yang kerap melakukan perjalanan jarak jauh. 

Terlanjur nyaman

Faktor kebiasaan karena terlanjur nyaman adalah alasan yang tak bisa dielakkan. Bayangkan, dua tahun lamanya tiap hari mengenakan masker di wajah, pasti susah pula kembali ke kebiasaan lama. 

Ibaratnya, jika seseorang terbiasa keluar rumah mengenakan celana panjang, pastinya bakal risih dan merasa berbeda ketika mengenakan celana pendek meskipun dengan potongan agak sedikit di bawah lutut. 

Seperti ada sesuatu yang lain gitu jika jalan keluar rumah tanpa masker. Terasa aneh dan semriwing. 

Karena yang diperbolehkan lepas masker hanya di luar ruangan, maka bagi mereka para pekerja kantoran dan pengguna transportasi umum pasti juga banyak yang memilih tetap memakai masker sejak berangkat dari rumah atau berada di luar ruangan, daripada bolak-balik copot dan pakai masker jika hendak masuk ruangan. 

Merasa lebih tampan/cantik

Masker bahkan bisa menjadi outfit tambahan agar tampil lebih fashionable dan keren. Banyak orang bahkan mengaku lebih tampan atau cantik gegara memakai masker. Ya, minimal kegantengan atau kecantikan naik 45 persen lah. 

Memang, persoalan goodlooking ini memang kerap menjadi fenomena unik. Mereka yang semula kurang percaya diri dengan penampilan, justru ada yang merasa tertolong dengan adanya masker.

Terlebih di era ketika cari pasangan saja mesti harus memviralkan CV diri sendiri, maka tak ada salahnya jika ada yang menganggap bahwa memakai masker justru mampu mendongkrak penampilan dan percaya diri. 

Nah, bagaimana dengan kalian? Masih bakal tetap memakai masker?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun