Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengenang Sepeda Federal dan Tren Bersepeda Era 1990-an

25 Juni 2020   09:08 Diperbarui: 25 Juni 2020   09:11 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda Federal yang legendaris (foto: review.bukalapak.com)

Bagi generasi 1990-an, tren bersepeda saat ini bukanlah hal yang baru. Dulu, pada medio tahun 1991 hingga sekira 1996, demam bersepeda pernah melanda masyarakat. Saat itu ditandai dengan munculnya jenis sepeda yang baru dikenal masyarakat, yaitu sepeda gunung alias MTB (mountain bike).

Lebih khusus lagi, salah satu merk sepeda gunung yang mencuat dan menjadi legenda adalah merk Federal. Bahkan sampai orang-orang menyebut jenis sepeda gunung dengan istilah "sepeda Federal" meskipun merk-nya berlainan.

Kepopuleran sepeda Federal memang begitu dahsyat. Tanpa adanya media sosial dan gadget, karena memang belum dikenal, popularitas sepeda Federal mampu merangsek dari kota ke kota dan bahkan ke pelosok desa, menjadi barang yang digandrungi masyarakat.

Saat itu setiap orang akan bangga ketika memiliki sepeda Federal, meskipun bukan merk Federal. Ya, pokoknya kalau punya sepeda gunung yang jenis setangnya lurus dengan rantai yang bisa dipindah-pindah gir-nya, itu sudah keren banget. Punya sepeda gunung adalah salah satu penanda tingkat "gaul" seseorang saat itu.

Saya yang kala itu masih kelas 3 SMP di tahun 1995 (duh, jadi ketauan umurnya...), mendapatkan sepeda gunung yang dibelikan ayah saya di sebuah pasar sepeda di Magelang. Butuh 40 menit perjalanan dari tempat tinggal kami di Temanggung untuk bisa mendapatkan sebuah sepeda gunung yang tengah ngetren.

Sepeda Federal yang legendaris (foto: review.bukalapak.com)
Sepeda Federal yang legendaris (foto: review.bukalapak.com)
Sepeda gunung tersebut saya gunakan sesekali untuk berangkat sekolah dan tiap sorenya untuk gowes bersama teman-teman. Namun yang selalu ditunggu-tunggu adalah event sepeda santai atau yang populer dengan sebutan fun bike. Waktu itu setiap bulannya selalu saja ada event sepeda santai digelar secara besar-besaran dengan hadiah doorprize yang jor-joran.

Masyarakat mengetahui promo event sepeda santai tersebut dari radio dan koran. Paling sering sih dari radio kalau event-nya lokal di lingkup kabupaten. Maka tak heran jika logo perusahaan radio kerap mejeng juga terpasang di kaos seragam sepeda santai sebagai salah satu sponsor.

Ya, biasanya saat mendaftar, peserta akan mendapat kaos event. Uniknya, bahkan orang yang tak punya sepeda atau tak berniat ikut sepeda santai pun kadang ikutan mendaftar demi bisa memiliki kaos event tersebut. Memang level kegaulan kami di daerah jaman itu mungkin bisa bikin orang jaman now terheran-heran.

Salah satu event fun bike terbesar yang pernah saya ikuti adalah di Yogyakarta. Peserta datang dari berbagai daerah sekitar, termasuk kami berombongan yang datang dari Temanggung. Saya ikut dalam sebuah rombongan yang menyewa sebuah bus besar untuk menampung pesepeda, sedangkan sepeda kami dinaikkan dalam truk. Saya jadi peserta paling muda dalam rombongan itu, yang lain sudah bapak-bapak soalnya. Niat banget yak?

Tapi hasilnya memang tidak mengecewakan, meskipun saya sendiri tidak kebagian doorprize, tapi cukup senang merasakan kegembiraan di dalam bus saat pulang. Bayangkan saja, hampir separuh dari kami yang berhasil mendapatkan doorprize.

Namun, hasil berbeda saya dapatkan di event sepeda santai yang kali ini diadakan di Temanggung. Lain halnya dengan Yogyakarta yang jalurnya lebih banyak datar-datar saja, medan di Temanggung lebih menantang karena diwarnai tanjakan, jalan berkelok dan menelusuri hingga pelosok pedesaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun