Mohon tunggu...
Widianti Kumalasari
Widianti Kumalasari Mohon Tunggu... Freelancer - English learner

Perempuan yang suka membaca dan makan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lestarikan Budaya yang Mulai Luntur, KKN 30 UTM Memberikan Pelatihan Membatik di Desa Kwanyar Barat

20 Juli 2019   13:58 Diperbarui: 20 Juli 2019   14:11 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Tampak semua peserta dan kelompok KKN 30 dalam pelatihan membatik dengan memperlihatkan hasil karyanya

Bangkalan
- Batik merupakan kerajinan khas yang memiliki nilai seni tinggi yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang diakui dunia. Tradisi membatik merupakan tradisi turun temurun, sehingga kadang kala terdapat motif yang berasal dari keluarga, daerah, maupun wilayah tertentu.

Desa Kwanyar Barat berdasarkan letak geografisnya yang berbatasan langsung dengan laut atau berupa wilayah pesisir, membuat pengrajin batik memiliki motif hasil laut yang sangat khas. Mengambil motif komoditas laut unggulan desa berupa kepiting dan udang (dalam bahasa Madura kapeteng bhik odeng).

"Alasan saya mengambil kegiatan ini adalah untuk melestarikan kebudayaan lokal dan meningkatkan kreativitas siswa dasar serta meningkatkan daya saing motif batik desa kwanyar barat dengan wilayah lainnya" ujar Samuri selaku penanggung jawab kegiatan. (Rabu, 17/07/2019).
 Dalam kegiatan tersebut, berisikan kegiatan dengan dua metode sekaligus yang meliputi pembelajaran dan pelatihan dengan harapan dapat memunculkan bibit unggul sebagai penerus pengrajin batik dan sebagai penjaga bagi khasanah lokal daerahnya sendiri.

Melihat kondisi pengrajin batik Kwanyar Barat yang hanya tersisa dua orang dan hanya satu yang masih tetap bertahan menekuni dan menjaga warisan budaya tersebut, kelompok KKN 30 mendukung untuk mengenalkan motif batik khas kepada anak-anak sekolah dasar  sekaligus memberi pelatihan membatik dan dengan tujuan menarik perhatian masyarakat agar mau mengenal terlebih dapat menjadi penerus pengrajin motif batik desa kwanyar barat agar tidak hilang begitu saja.

Dibantu dengan ibu halimah selaku pengrajin yang masih bertahan dan bekerja sama dengan pengusaha batik dari burneh Bangkalan (peri kecil) program kerja kelompok KKN 30 ini dapat dilaksanakan dan berjalan dengan baik serta mampu menumbuhkan antusiasme anak-anak desa kwanyar barat. Hal tersebut terlihat dari semangat mereka dari menggambar pola utama berupa kepiting dan udang serta keingintahuan dalam menggoreskan malam dalam canting di selembar kain serta berulang kalinya menggores canting di lembar kain berbeda dengan kreativitas mereka sendiri-sendiri.

Ibu halimah sendiri merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini beliau sangat berharap kegiatan ini dapat diteruskan dan nantinya mampu menambah jumlah pengrajin batik desa kwanyar barat. (17/07/2019)

Dengan berjalannya kegiatan ini dan melihat antusiasme setiap siswa diharapkan mampu menumbuhkan keinginan menjadi pengrajin batik di desa kwanyar barat yang mampu meneruskan dan menjaga kebudayaan lokal, mengembangkan dan mengenalkannya ke luar daerah dan tidak berbatas hanya di desa kwanyar barat saja. (wks)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun