“Oh iya, nggak kepikiran ke situ aku.”
Setelah siuman Liza dibawa teman-temannya menuju rumah penduduk. Dalam perjalanan Liza menutup wajahnya dengan sapu tangan temannya. Ia merasa terpukul dan malu atas kejadian itu.
“Kulo nuwun, permisi Bu.”
“Monggo-monggo, aduh kenapa ini Dik?”
“Kecelakaan Bu, boleh numpang mandi dan ganti baju di rumah Ibu.”
“Oh lha monggo silakan, Aduh kasihan sekali mana cantik begitu anaknya.”
Untuk beberapa hari Bram dan Liza tidak bisa mengikuti kegiatan bersama teman-temannya di tempat tersebut. Keduanya perlu istirahat.
Pada kesempatan lain ketika meneliti abrasi yang terjadi di Pantai Parangtritis 10 orang mahasiswa termasuk Bram dan Liza berada dalam satu kelompok. Mereka mengamati bibir pantai sebelah timur yang masih tampak berbatu dan berbukit. Setengah hari mereka bertukar pikiran bertukar peran mengamati keadaan bukit dan bebatuan di sana.
Hari menjelang sore kegiatan meneliti sudah selesai, mereka mengisi waktu luang dengan berlarian dipinggir pantai. Ada yang berlomba menangkap kepiting dan ubur-ubur pantai. Ada yang menyewa kuda. Sementara itu Bram dan Liza berlomba membuat gundukan, bangunan dari pasir pantai yang basah.
“Ayo Bram, gedungku hampir jadi.”
“Oh ya, aku baru bikin fondasi.”