Mohon tunggu...
Wiatmo Nugroho
Wiatmo Nugroho Mohon Tunggu... -

hamemayu hayuning Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kronik Padang Rumput

3 Agustus 2018   09:11 Diperbarui: 6 Agustus 2018   19:10 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hebat kau musnahkan tiga saudaraku! Kita akan mati bersama! Tak lama, bila aku terbunuh, kau pun akan mati. Hai Bidadari muda, rasakan cemetiku!” bentak Cemeti Hitam pada Dewi Padang Pasir. Belum Bidadari beringsut melindungi Dewinya, Cemeti itu telah sibuk dengan serangan satu rumput yang tersisa, begitu bentakannya terdengar.

Tak lama, kepala Cemeti Hitam terpenggal.

Bidadari Padang terbatuk.

Ia menyerbu pendekar yang tersisa, yang telah memenggal kepala Cemeti Hitam. Mereka bertarung. Dewi Padang Pasir terkesiap, melihat jurus-jurus yang dipertaruhkan bidadari dan lawannya. Begitu hebat. Dia menatap lekat pertarungan itu. Hingga pendekar itu mengerang dan menghantam tubuh bidadari yang seakan telah kaku.

Mereka diam, menahan sakit oleh luka dari pertarungan dengan Cemeti Hitam. Suasana sunyi.

Dewi Padang Pasir tak mengerti dan tetap terpaku. Ia mengingat jurus-jurus pertarungan tadi seakan sedang berlatih gerakan yang hampir sama dengan ajaran ibunya.

“Mengapa kau biarkan diri terbunuh oleh pedangku?” Bidadari menyelidik.

“Rumput-rumputku, semua sudah mati. Racun Cemeti sudah menjalar,” kata pendekar itu lemah. Tubuh mereka menjadi makin kaku.

 “Mengapa kau datang ke sini?”

“Apakah kau lupa dengan sumur perguruan? Akhirnya, janjiku bisa aku penuhi,” katanya.

Dan mereka berdua diam, semakin kaku, dan hitam terbakar.

Dewi Padang Pasir mengetahui siapa pendekar itu setelah ia mendirikan perguruan, dan bertemu dengan para penerus Merak Putih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun