Mohon tunggu...
wenny prihandina
wenny prihandina Mohon Tunggu... Administrasi - penerjemah

tertarik pada rasa kata dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berkarir di Parpol Papa-Mama

12 Maret 2018   13:44 Diperbarui: 12 Maret 2018   22:42 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ungkapan ini sering sekali kita lihat buktinya dalam kehidupan sehari-hari. Kelaziman seperti ini juga dapat kita temukan dalam dunia perpolitikan tanah air.

Bila papa atau mama seorang pendiri partai politik maka anak-anaknya otomatis memiliki kesempatan besar untuk terjun dan memegang "kendali" partai. Agaknya mendirikan parpol sama untungnya dengan membangun sebuah perusahaan yang suatu saat dapat diwariskan kepada anak dan cucu.

Memegang kendali yang disebutkan di atas tentu tidak serta merta menjadi ketua partai, namun tetap memegang jabatan strategis di partai yang dibidani orang tua mereka. Atau kendali lainnya dapat dimaksud dengan aji mumpung cari untung di lembaga-lembaga negara yang dipimpim oleh "anak buah" papa mama sebagai tuan besar partai.

Berkarir di Parpol Papa-Mama
Berkarir di Parpol Papa-Mama
1. Golkar, Tutut, Titik dan Tommy

Keluarga Cendana, begitulah nama yang selalu disematkan pada keluarga besar almarhum Soeharto, Presiden RI kedua, orang paling berkuasa di Golongan Karya (Golkar) dari mulai didirikan 20 Oktober 1964 hingga reformasi 1998.

Sejak ikut pemilu 1971, Golkar terus mengulangi kemenangan di tahun berikutnya:1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Pasca-reformasi, PDI-P pimpinan Megawati berhasil memenangi pesta demokrasi Indonesia dalam Pemilu 1999.

Bersama Ibu Tin, Pak Harto memiliki enam anak, Siti Hardiyanti Hastuti (Mbak Tutut), Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi (mbak titik), Hutomo Mandala Putra (Tommy), Siti Hutami Endang Adiningsih. Tiga dari mereka memilih untuk melanjutkan trah politik keluarga cendana.

  • Siti Hardijanti Rukmana

Akrab disapa Mbak Tutut, putri sulung Presiden RI ke-2 ini pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas Ibu Negara pasca-meninggalnya Ibu Tin, April 1996. Dia aktif di partai Golkar semasa Soeharto berkuasa dan sempat diangkat menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Pembangunan VII.

Runtuhnya orde baru membuat Tutut mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) pada 2002 sebagai kendaraan politik. Namun dalam dua kali Pemilu, PKPB gagal mengangkat nama Tutut ke kancah perpolitikan nasional.

Kini, meski lebih memfokuskan diri dalam kegiatan sosial, perempuan kelahiran Jakarta 1949 itu tidak benar-benar absen dari dunia politik. Ia sempat menjadi juru kampanye Golkar 2014 dan aktif menyuksesi agenda politik adik-adiknya, Titiek dan Tommy

  • Siti Hediati Herijadi

Mantan istri Prabowo Subianto ini juga ingin mewarisi kejayaan politik ayahnya. Dia mulai bergabung dengan Golkar pada tahun 2012 dan dipercaya memimpin Bidang Pertanian dan Nelayan. Di tahun 2014, dia memenangi Pemilu Legislatif Dapil Yogya dan melenggang ke Senayan dengan Jabatan Wakil Ketua Komisi IV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun