Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

PMK

1 Juni 2022   14:05 Diperbarui: 1 Juni 2022   14:11 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi | sumber: https: cnbcindonesia.com

PMK

di negeri antah berantah
PMK tidak
menyerang sapi-sapi
yang mulus dan gemuk
sapi-sapi yang gemuk, mulus dan kurus telah lama punah
di negeri antah berantah
sapi-sapi telah lama dihabisi
lalu bermetamorfosis menjadi kornet
dendeng
abon
rendang
dan entah apa lagi
sapi-sapi telah punah
keturunannya habis tiada bersisa
di seluruh negeri
anak negeri
nyaris taklagi mengenal
binatang sapi
mereka tahu tentang sapi hanya melalui buku
foto
film
literatur
dan museum binatang langka

di negeri antah berantah
PMK menyerang umat manusia
dari berbagai kategori usia

anak-anak balita
terserang PMK
mereka takmau keluar rumah
ikut play group
bibir mereka pecah-pecah
perih terasa
tiap hari diolesi madu
tapi takmempan

kuku mereka yang terjangkit PMK
rata-rata panjang seperti kuku para selebriti
terbelah
dan mudah patah

kaum lansia yang terjangkit
PMK
lebih menderita
kuku mereka panjang berwarna hitam
bibir dan lidah seperti sariawan
namun sulit disembuhkan
mereka mengalami kesulitan
saat makan dan minum

secara medis PMK yang menyerang manusia belum bisa disembuhkan
kajian klinis belum cukup memadai untuk
memetakan diagnonis PMK
seorang pawang di negeri itu ketika memberi komentar tentang PMK
menyatakan bahwa mereka
yang terbiasa kleptomani dan bergosip
mengalami serangan PMK
yang jauh lebih parah
namun komentar sang pawang tidak
punya makna apa-apa
karena untuk menghadang hujan saja
sang pawang
takpunya kredibilitas terpuji.

Jakarta, 31Mei 2022/pk.8.21
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun